JAKARTA, iNewsMedan.id - Bung Karno terserang malaria sempat mengeluh kepada Fatmawati di kamar tidur bahwa ia sedang sakit menjelang saat-saat proklamasi. Bung Karno memang tidak bisa tidur sehingga kondisi fisiknya menurun.
"Selama dua hari terakhir, aku tidak hanya tidak tidur, tetapi juga terserang malaria. Seluruh tubuhku, dari kepala sampai kaki, gemetar dan menggigil. Suhu tubuhku mencapai 104 derajat," kata Bung Karno dalam buku "Sukarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams".
Kemudian, Bung Karno beristirahat sejenak karena kondisi sakit yang dirasakannya. Meskipun dalam keadaan kurang bugar, semangat Bung Karno tetap membara dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 menjadi peristiwa bersejarah. Banyak yang tidak tahu bahwa saat itu Bung Karno sedang melawan penyakit malaria.
Meskipun sedang dalam kondisi kesehatan yang buruk, semangat Bung Karno tetap berkobar untuk hadir di hadapan rakyat dan membacakan teks proklamasi dengan semangat yang menyala-nyala. Acara pembacaan teks proklamasi berlangsung di Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.
Pada 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, Bung Karno tidak berpuasa karena harus minum obat akibat keadaan kesehatannya. Dia didampingi oleh Hatta dan ditemani oleh sejumlah tokoh terkemuka ketika membacakan teks proklamasi.
Peristiwa ini juga berhubungan dengan saat-saat yang dimanfaatkan oleh para tokoh bangsa setelah menyaksikan Jepang menyerah kepada sekutu akibat serangan bom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta