Terdapat program industri kreatif syariah atau IKRA, yang dihapkan memimpin industri Indonesia yang berorientasi internasional. Selain itu telah dibentuk Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN), yang diharapkan menjadi katalis bagi penguatan usaha bisnis pesantren Sumatera hingga nasional.
"Pemda berharap kehadiran berbagai lembaga perekonomian beriorientasi Islam memperkuat ikhtiar membangun perekonomian syariah di Sumut," sebutnya.
Lebih lanjut, contoh implementasi digitalisasi bagi eksyar di Sumatera di antaranya adalah pertama, penggunaan smart green house dan Internet of Things (IoT) dalam produksi pangan, khususnya
tanaman holtikultura.
Kedua, sinergi Bank Indonesia (BI) dengan Kementerian Agama, dan Badan Wakaf Indonesia dalam adopsi pembayaran digital, salah satunya QRIS.
Ketiga, pengembangan halal lifestyle yang dapat didorong melalui program yang mendukung budaya dan perdagangan, termasuk oleh BI.
“Hal ini dilakukan melalui penyelenggaraan festival kuliner dan peragaan busana yang mengunggulkan busana tradisional Melayu khas Sumatera,” ungkapnya.
Adapun dukungan BI dalam digitalisasi utamanya juga dilakukan melalui sistem pembayaran, yakni melalui penerapan QRIS, BIFAST, dan Kartu Kredit Indonesia (KKI).
Pada pelaksanaan Fesyar, BI juga meluncurkan sejumlah program penguatan halal value chain dalam rangka mendukung Indonesia menjadi pusat halal dunia.
Program tersebut antara lain pemberian sertifikat halal gratis bagi UMKM dalam rangka mendukung program Sertifikasi Halal Gratis Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) setempat. Kerjasama pembentukan halal center; program dedikasi untuk negeri kepada Masjid dan 3 Pesantren Program Infratani berupa Green House.
Dalam kegiatan tersebut, turut dihadiri Sultan Deli ke 14 Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut IGP Wira Kusuma, Kepala Regional 5 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Mukti Riyadi.
Editor : Odi Siregar