Meski demikian, kata Sahat, robotisasi dan digitalisasi sesuatu keniscayaan yang harus dihadapi di era revolusi 4.0. Untuk itu, sambung Sahat, ia dan pengurus FSPTN Sumut berkomitmen membantu pekerja sektor transportasi darat, laut, udara, danau dan penyeberangan serta ikutannya yakni Tenaga Kerja Bongkar Muat atau TKBM agar mendapat pelatihan keterampilan digitalisasi permesinan.
"Salah satu contoh kecil yaitu bus konvensional menggunakan BBM perlahan akan berganti ke bus listrik program pemerintah. Tentu para supir harus diberi keterampilan mengemudi dengan bus listrik dan mekanik bus listrik. Kemudian tenaga TKBM di pelabuhan yang masih mengandalkan otot akan berganti menjadi tenaga mesin," ujar aktivis 98 ini.
Sahat mengatakan, ia dan jajaran FSPTN berkomitmen memberikan keahlian sekecil apapun agar pekerja sektor transportasi dan tenaga kerja bongkar muat bisa keluar dari lingkaran kesulitan hidup.
"Kami tidak mau ayahnya kuli angkut pelabuhan anaknya juga kuli angkut. Harus ada keahlian agar keluar dari perangkap kemiskinan. Ini lah latar belakang kenapa kami ingin berdiskusi dengan Kadin yang kami anggap sebagai representasi pengusaha nasional. Kami datang ke Kadin bicara value atau nilai, bukan bicara bisnis apalagi sekedar bicara panitia peringatan hari buruh," tegas Sahat.
Ketua Umum Kadin Sumut Firsal Mutyara mengatakan, tindak lanjut platform digital vokasi Kadin untuk tenaga kerja yang dibahas saat pertemuan dengan lima organisasi serikat buruh/serikat pekerja nota kesepahaman Kadin Pusat dengan serikat pekerja/ serikat buruh masih dipersiapkan di tingkat pusat. Namun untuk platform pencari kerja, sudah disiapkan Kadin.
"Kadin Sumut menunggu masukan dari FSPTN agar masalah-masalah ketenagakerjaan di sektor informal dan transportasi seperti yang disampaikan dalam pertemuan ini kita tindak lanjuti. Pengusaha dan pekerja sama-sama berjuang digaris yang sama agar didengar pemerintah. FSPTN harus besar sehingga sekali bergerak didengar pemerintah. Nanti kita jadwalkan pertemuan karena ini baru pertemuan pertama," tutup Firsal.
Editor : Odi Siregar