Mengintip Makam Misterius Berdiri Kokoh di Tengah Jalan Kota Purwokerto, Mirip Benteng Kuno

JAKARTA, iNewsMedan.id - Keberadaan kuburan atau makam biasanya ditemukan di tempat yang jarang dilalui oleh manusia. Mengingat, makam identik dengan kesan seram.

Tak jarang juga sebagian masyarakat menganggap kuburan memiliki kekuatan magis dan mistis. Namun apa jadinya jika makam berada di tengah-tengah kehidupan manusia?

Ya, ternyata ada makam di Indonesia yang letaknya berada di tengah jalan. Letaknya yang mencolok ini pasti mengundang perhatian siapa pun yang melintas di depannya.

Di Purwokerto, ada makam misterius. Menurut kabar yang beredar, itu merupakan makam prajurit Diponegoro yang hanya dapat meninggal dengan cara digantung. Inilah yang disebut makam Ragasemangsang (tubuh yang menggantung).

Bagi masyarakat Purwokerto mungkin sudah tak asing lagi dengan nama makam ini. Letaknya memang agak jauh dari pusat keramaian. Namun, letaknya yang berada di tengah jalanan membuat tempat ini terkesan seram dan sering disangkut-pautkan dengan hal mistis.

Nama Ragasemangsang ini diambil dari bahasa setempat, yang berarti tubuh tergantung. Makam tua ini berukuran 2,5 x 1,5 meter dengan cat putih dan pintu berwarna kuning. Anehnya, bangunan ini berdiri kokoh di tengah pertigaan jalan sebelah timur alun-alun Kota Purwokerto, Kelurahan Sokonegara, Purwokerto Timur.

Makam ini lebih mirip dengan bentuk benteng kuno sehingga muncul kesan angker dan aura mistis. Jika ditelusuri lebih lanjut, di dalam makam ini terdapat taburan bunga dan dupa yang terkadang masih dalam keadaan menyala.

Hal ini dikarenakan beberapa masyarakat masih ada yang datang ke tempat ini untuk berziarah. Asal-usul makam tersebut masih belum jelas. Konon makam Ragasemangsang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, bahkan ada juga yang menyebutnya berasal dari zaman kerajaan, seperti dikutip dari akun Instagram diosetta.69, Sabtu (1/4/2023).

Kesan horor kian melekat pada makam ini lantaran adanya kabar jasad yang terkubur di dalamnya meninggal dengan cara mengenaskan.

Editor : Odi Siregar