MEDAN, iNewsMedan.id - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (Bamagnas) Sumatera Utara (SU), Pdt Ruben Yonathan Silalahi MTh, mengusulkan kepada pemerintah dalam mengatasi kemiskinan ekstrem, khususnya di Sumut. Hal itu, kata dia, sebaiknya melibatkan warga yang butuh penanganan tapi jangan diposisikan sebagai objek.
“Artinya, jika terus-menerus dibantu tanpa memberi pemahaman bagaimana untuk bangkit dan mandiri, akan sulit memecah kemiskinan tersebut. Bahkan, dapat dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab hingga menimbulkan seperti kekacauan sosial,” ujarnya, Jumat (10/3/2023) lalu.
“Bamagnas tahu benar, BPJS Ketenagakerjaan menjadi bagian solutif persoalan kemiskinan ekstrem tersebut. Hal itu terlihat kala masa pandemi Covid-19 di mana membantu pekerja formal dan informal. Ke depannya, saya pribadi berharap, jangan seperti itu lagi. Hanya memberi. Jangan memosisikan warga sebagai pasif. Tidak baik,” tegas Gembala Jemaat GBI Life Springs Berastagi tersebut.
Ruben juga mengingatkan agar ajaran gereja turut serta mengatasi kemiskinan ekstrem, khususnya di Sumut. "Harus memberi kail, jangan hanya ikan,” harapnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut Henky Rhosidien, Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Tanjung Morawa Andi Widya Leksana, Asisten Deputi Wilayah Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut Awalul Rizal, Account Representatif Khusus BPJS Ketenagakerjaan Tanjung Morawa Lenny Donarita Sitompul, dan Kepala Bidang Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan Tanjung Morawa, Anugrah Imanta.
Pdt Ruben mengatakan, sesuai data Badan Pusat Statistik angka kemiskinan ekstrem di Sumut mengalami penurunan 0,07 poin yaitu dari 8,49 persen pada September 2021 menjadi 8,42 persen pada Maret 2022.
“Angka di tahun 2022 itu sama dengan 1,27 juta jiwa pada Maret 2022 atau berkurang sekitar 4,88 ribu jiwa dalam satu semester terakhir. Jumlah itu fluktuatif sebab kami di lapangan menemui warga-warga miskin yang tingkatnya semakin menurun. Termasuk rakyat di luar warga gereja," jelasnya.
Ia menilai, kemiskinan ekstrem itu semakin diperparah kondisi kesehatan warga. “Pemerintah sedang fokus menekan angka prevalensi stunting. Bamagnas Sumut ikut memberi solusi. Kami berharap dana atau alokasi bantuan yang ada di BPJS Ketenagakerjaan di daerah ini, semakin maksimal dan tepat guna,” terangnya.
Gembala Jemaat GBI Mega Com Pdt Ester Hutagalung STh mengaku terkejut dengan adanya program BPJS Ketenagakerjaan yangmemberdayakan warga untuk mandiri.
“Saya agak malu, kok program BPJS Ketenagakerjaan tak maksimal diketahui warga. Bahkan program dari duniawi hingga ‘akhirat’ ada di sini, tapi belum banyak diketahui,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPJamsostek Tanjung Morawa, Andi Widya Leksana menyampaikan apresiasi dan harapan yang begitu mendalam kepada pihak Bamagnas untuk bersama-sama dalam mensosialisasikan program Jaminan Sosial.
“Sebenarnya kalau kita berbicara tentang kemiskinan ekstrem sebenarnya sudah tertuang dalam INPRES 4 Tahun 2022 bahwa disampaikan dorongan perluasan cakupan kepesertaan program jaminan social ketenagakerjaan bagi masyarakat miskin ekstrem," sebutnya.
"Artinya hal ini menjadi perhatian khusus bagi kami untuk fokus melindungi para pekerja rentan terhadap program ini, dan kami menyadari kami juga tidak mampu berjalan sendiri, atas dorongan dari Bamagnas ini kami berharap semakin banyak juga perpanjangan tangan kami untuk mensosialisasikan manfaat program Jaminan Sosial ini," pungkasnya.
Editor : Odi Siregar