Tentu ini bukan sebutan yang paling bersahabat untuk memanggil seseorang. Namun ketenaran Al Jahiz terus hidup dalam bukunya yang berpengaruh, Kitab Al Hayawan (Buku tentang Binatang).
Sosok Al Jahiz diabadikan dalam perangko di Qatar. (Foto: BBC).
Al Jahiz lahir pada 776 sebelum Masehi di Kota Basra, Irak bagian selatan. Saat itu, gerakan Mutazilah yang mengutamakan akal ketimbang tradisi berkembang pesat di Basra.
Ketika Al Jahiz lahir, Basra berada di bawah kepemimpinan khalifah Abbasid. Kala itu, karya ilmiah berbahasa Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Polemik tentang agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat yang terjadi pada era tersebut lantas membentuk pola pikir Al Jahiz dan belakangan membantunya mengembangkan gagasan ilmiah.
Kertas yang saat itu diperkenalkan saudagar China ke publik Irak turut menggenjot penyebaran gagasan. Al Jahiz muda pun kemudian mulai menulis beragam topik.
Ketertarikan Al Jahiz jatuh pada beberapa bidang, dari ilmu alam, geografi, filsafat, bahasa Arab, hingga sastra. Dia diyakini menulis 200 buku selama hidupnya, namun hanya satu pertiga di antaranya yang kini dapat kita baca. Buku tentang binatang Bukunya yang paling terkenal ini dirancang sebagai ensiklopedia yang memperkenalkan 350 jenis binatang.
Editor : Odi Siregar