JAKARTA, iNewsMedan.id- Pandemi membawa perubahan besar dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pada sektor pendidikan, yang memaksa semua orang untuk belajar adaptif, salah satunya melalui teknologi digital. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan terutama dalam proses pembelajaran mendorong siswa dan pengajar untuk dapat adaptif memanfaatkan platform digital diantaranya seperti WhatsApp, Zoom, dan Google form.
Anggota Komisi I DPR RI, Anton Sukartono Suratto, menjelaskan bahwa dalam rangka menyiapkan sekolah memasuki era revolusi industri 4.0, pemerintah bersama DPR RI menyiapkan berbagai upaya strategis untuk mendorong pemanfaatan serta perkembangan teknologi digital di Indonesia.
Pemerintah kata Anton bersama Komisi X DPR RI melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Digitalisasi sekolah. Alokasi dana pengembangan program tersebut disiapkan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Program tersebut nantinya harus menjangkau seluruh Nasional dan memberikan perhatian terhadap daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) agar mendapatkan fasilitas-fasilitas pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan khususnya dalam pemanfaatan penggunaan teknologi infirmasi dan komunikasi untuk mempercepat akses pelayanan pendidkan,"tutur Anton dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator bertema Pemanfaatan Teknologi dalam Proses Belajar dan Mengajar, Selasa (21/2).
Dalam webinar tersebut, Anton juga menyatakan bahwa dalam penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, Pemerintah bersama komisi I DPR RI melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus berkomitmen untuk mempercepat proses transformasi digital di Indonesia.
Kemenkominfo akan fokus pada pemanfaatan jaringan fiber optik Palapa Ring, pembangunan base transceiver station (BTS) di seluruh desa/kelurahan wilayah 3T, penyediaan akses internet, dan pembangunan ekosistem digital melalui program Digital Talent Scholarship (DTS).
"Teknologi diharapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan," ucap Anton.
Editor : Ismail