Hal unik dari kampung ini adalah, masyarakat kampung saling bergotong-royong memanfaatkan sumber daya alam di sekitar tempat tinggal. Sumber daya alam yang dihasilkan diserahkan ke Baitulmal atau kas kampung untuk mensejahterakan seluruh masyarakat kampung.
Kampung ini dipimpin oleh seorang tuan guru, bernama Y.M Tuwan Imam, yang melanjutkan kepemimpinan sang ayah yaitu, Tuanku Guru Ali Mas'ud Bin Abdullah, dengan gelar Al Mukarom Habib Maulana Ayidusyech KH. Ali Mas'ud Al Banjari, Al Rasululli, berhasil mengembangkan berbagai sektor, untuk menghidupi ribuan masyarakat kampung. Adapun sektor yang dimanfaatkan untuk menghidupi warga adalah pertanian, perikanan, peternakan, bahkan eksplorasi minyak mentah.
YM Tuwan Imam mengatakan bahwa sebutan Kampung Kasih Sayang ini julukan dari luar atau tamu-tamu yang datang. Dirinya juga mengajarkan jemaahnya untuk menerapkan kasih sayang.
"Jadi, wajib bagi warga untuk berkasih sayang sesuai dengan pembukaan ayat Al Quran Bismillahirrahmannirrahim (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang)," katanya.
Warga Kampung Matfa makan dengan menu yang sama
Keunikan Kampung Matfa di Sumut. (Foto: Istimewa)
Keunikan lain yang ditemukan di Kampung Matfa adalah dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat desa. Di kampung ini, para ibu-ibu bertugas untuk menyiapkan makanan untuk warga kampung yang dilakukan di dapur umum, dan dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi, siang, dan sore hari. Kemudian dibagikan secara gratis kepada warga desa. Sayur, dan lauk pauk berasal dari hasil pertanian yang dikelola masyarakat di kampung Matfa.
Editor : Jafar Sembiring