GFN bekerja untuk mendukung Food Bank di lebih dari lima puluh negara dan telah membantu bank makanan di sepuluh negara lainnya melalui pendanaan, pelatihan, dan pembelajaran.
"Aksata Pangan juga tergabung dalam Gotong Royong Atasi Susut & Limbah Pangan (GRASP) 2030 sebagai komitmen kerjasama secara sukarela untuk mengatasi Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia sebagai Associates Signatories," jelas Larasati.
Senada dengan itu, U.S Consul for Sumatera, Gordon S. Church menjelaskan bahwa dirinya sangat mendukung pekerjaan baik yang sedang berlangsung di Medan seperti melalui Aksata Pangan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Di mana, organisasi ini dimulai sebagai upaya sukarela beberapa tahun yang lalu.
"Melalui kerja keras Laras dan dukungan dari masyarakat mulai dari penasihat di Medan seperti Dr Muhammad Idris dan Dr Zaid Nasution, hingga donor dan relawan lokal Organisasi ini mendapatkan sertifikasi dari Global Food-banking Network (GFN) di Chicago. Dan kami berharap mereka berhasil dalam penilaian mereka minggu depan," sebutnya.
Lebih lanjut, Gordon menuturkan, Amerika Serikat melalui Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Grant Seeds for the Future memberi Aksata Pangan lebih dari Rp 200 juta untuk meningkatkan upaya mereka.
"Tahun lalu, saya diberitahu bahwa Aksata Pangan mengantarkan 50 ton sembako kepada lebih dari 21 ribu orang di Medan, seperti anak yatim piatu dan kaum miskin kota. Upaya kemanusiaan ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca dari potensi limbah makanan hingga lebih dari 68 ton," terang Gordon.
"Relawan Aksata Pangan disebut 'pahlawan makanan' dan saya sangat setuju," sambungnya.
Editor : Odi Siregar