MEDAN, iNewsMedan.id - Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Sumatera Utara (Sumut) menggelar salat gaib dan doa bersama untuk korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Kegiatan dengan tema Sumatera Utara Berdoa Untuk Aremania dan Sepakbola Indonesia, itu dikhususkan kepada 125 orang korban tewas usai laga Arema FC vs Persebaya.
"Yang pertama kita mengucapkan belasungkawa paling dalam atas musibah saudara-saudara kita. Dalam kesempatan ini, saya selaku Gubernur Sumatera Utara mengajak dan mengirim doa. Untuk yang Islam mengirimkan Alfatihah dan non muslim untuk berdoa dengan keyakinan masing-masing," ujar Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di Gor Mini, Jalan William Iskandar, Kabupaten Deli Serdang.
Selain itu, Edy menambahkan, ada tiga komponen yang diatur dalam statuta FIFA. Pertama, Infrastruktur bola yaitu stadion.
"Secara teknis PSSI yang mengetahui berapa jumlah pintu, berapa jumlah luas di dalam stadion. Dihitung dengan jumlah populasi penduduk disitu itu wajib diatur di dalam FIFA. Jadi, ada kata-kata stadion ini, layak. Stadion ini tidak layak," jelasnya.
Kemudian, Edy juga menjelaskan, bahwa keamanan dalam stadion bagi penonton, suporter, pemain bola dan official, turut diatur dalam peraturan FIFA.
"Bukan luas lapangan bola, tapi safety juga diatur di dalam stadion, namanya pembinaan stadion," tambahnya.
Aturan kedua, lanjut Edy, seluruh pemain dalam pembinaan PSSI dan manajemen klub.
"Atlet bola, juga diatur dan dibina, ada pelatih disitu, diatur ada statuta FIFA, yang tidak punya jangan merasa punya. Legalitas sampai ke Kemenkumham diatur semuanya. Sampaikan ini, biar tahu ini," ungkapnya.
"Ketiga adalah suporter. Suporter merupakan bagian dalam klub bola."Sehingga suporter wajib dalam pembinaan. Makanya, ada suporter-suporter di dunia. Hal ini, tidak ada, bukannya nama suporter," terangnya.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Umum Asprov PSSI Sumut, Prof Fidel Ganis Siregar menyebut, dunia sepakbola tanah air dan dunia tengah dirundung duka akibat kejadian tersebut.
"Kita sadar dan sama-sama menyaksikan, walaupun kita tidak berada tempat yang sama, bahwa bagian dari sepakbola Indonesia yang namanya suporter dan para petugas (kepolisian) telah sahid di Stadion Kanjuruhan Malang," sebutnya.
Fidel mengaku, menyaksikan peristiwa itu, membuat air mata mengalir. Sambungnya hal ini tentu membawa duka yang mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Gerai air mata tidak sebesar air mata yang dikeluarkan oleh orang tua korban, istri dan anak yang merasa kehilangan. Semoga yang terakhir kalinya buat sepakbola bangsa dan dunia ini," kata Fidel.
Menurut Fidel, peristiwa Kanjuruhan diharapkan menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Sehingga, kedepannya ada perbaikan untuk dunia sepakbola tanah air.
"Ini jadi pembelajaran, sangat-sangat berat bagi sepakbola kita. Kita berdoa, semoga saudara-saudara kita, yang telah mendahului kita di Stadion Kanjuruhan, mendapatkan layak disisi Allah dan diampuni segala dosa-dosanya serta disembuhkan mereka yang merasa sakit peristiwa ini," pungkasnya.
Hadir dalam acara ini, Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi, Pangdam I Bukit Barisan, Achamd Daniel Chardin, Kapolda Sumut, Irjen Pol. RZ Panca Putra Simanjuntak, Kajati Sumut, Idianto. Ratusan TNI/Polri dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kemudian, suporter PSMS Medan, yakni PSMS Fans Club, SMECK Holigan, Kampak, sejumlah pemain PSMS Medan, suporter PSDS Deli Serdang, suporter Karo United.
Editor : Odi Siregar