Sebagai catatan, seluruh indikator kinerja keuangan perseroan sepanjang paruh pertama tahun 2022 menunjukan pertumbuhan signifikan. Penempatan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp244,66 triliun, tumbuh 13,07 persen secara tahunan, dan didominasi oleh tabungan wadiah, giro, dan deposito menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap BSI.
Hery menjelaskan, adapun kinerja positif juga didukung oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat. Pembiayaan BSI secara keseluruhan mencapai Rp191,29 triliun, tumbuh 18,55 persen. Segmen terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro yang bertumbuh 31,13 persen, pembiayaan konsumer yang bertumbuh 21,66 persen, pembiayaan wholesale yang bertumbuh 20,34 persen, pembiayaan kartu yang bertumbuh 22,87 persen, dan gadai emas yang bertumbuh 20,07 persen.
Pencapaian positif juga terlihat dari terjaganya kualitas pembiayaan yang disalurkan. Tercatat, NPF Nett BSI mencapai 0,74 persen. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93 persen.
Kinerja yang solid dan sehat juga ditunjukan dari pertumbuhan aset sebesar 12,46 persen secara yoy menjadi Rp277,34 triliun. Selain itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50 persen.
"Inovasi digital yang terus digencarkan perseroan terbukti berhasil yang antara lain ditandai dengan melonjaknya jumlah user pengguna BSI Mobile sebesar 81 perssn menjadi 4,07 juta user per Juni 2022," jelasnya.
Lebih lanjut, untuk jumlah pengguna yang semakin meningkat dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat yang mulai beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM, maupun internet banking. Di mana saat ini profil nasabah BSI sebanyak 97 persen telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan. Kemudian, transaksi kumulatif BSI Mobile per Juni 2022 mencapai 117,72 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp119 miliar.
Editor : Odi Siregar