Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting mengatakan jika dibandingkan secara keseluruhan besarnya subsidi yang digelontorkan Malaysia sebenarnya tidak bisa menyamai subsidi yang sudah diberikan Pemerintah Indonesia.
"Subsidi mereka (Malaysia) sebenarnya besar, tapi kalau dibandingkan seluruh subsidi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, itu jauh lebih besar," ungkap Irto.
Faktanya memang Harga Jual Eceran (HJE) di Malaysia lebih murah. Selain itu produk yang dijual juga adalah BBM yang lebih ramah lingkungan.
Penetapan harga eceran produk minyak bumi, baik bensin maupun solar di Malaysia yang telah berlaku sejak 1983 ditetapkan berdasarkan biaya operasional, margin untuk distributor produk minyak bumi, komisi untuk pemilik SPBU, pajak penjualan dan subsidi. Dengan komponen pemberian subsidi dan pengecualian pajak penjualan membuat harga BBM di Malaysia menjadi yang termurah dibanding negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, ada fakta lain yang membuat tidak bisa membandingkan harga BBM di Malaysia dengan di Indonesia secara apple to apple.
Pertama, Malaysia adalah negara pengekspor (Net Eksportir) minyak sementara Indonesia pengimpor (Net Importir). Kedua, jumlah penduduk Malaysia 32 juta jiwa. Ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa.
Dari sisi populasi kendaraan, di Malaysia ada 33 juta kendaraan, sedangkan di Indonesia jumlah kendaraannya lebih dari empat kalilipatnya, yaitu sebanyak 145 juta kendaraan.
Terakhir adalah terkait luas dan kompleksitas pendistribusian di Malaysia yang jauh lebih sederhana dibanding Indonesia. Seperti diketahui Malaysia hanya daratan sementara Indonesia negara kepulauan sehingga ragam moda transportasi yang digunakan untuk distribusi otomatis menambah komponen biaya.
Editor : Ismail