JAKARTA, iNewsMedan.id - Inflasi China diprediksi meroket hingga melampaui 3%. Salah satu biang keroknya kenaikan harga daging babi.
Gelombang inflasi dunia juga turut mempengaruhi perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Hal ini memicu kenaikan sejumlah harga di China.
"Jika inflasi melebihi target yang ada, kami berpikir bahwa pembuat kebijakan akan menghadapi dilema memilih antara inflasi dan pertumbuhan," tulis Analis CICC dalam catatan penelitiannya, dilansir dari Bloomberg, Rabu (10/8/2022).
Naiknya harga daging babi menjadi pendorong utama inflasi konsumen di China lebih tinggi. Sebenarnya negara telah berupaya menahan kenaikan harga daging babi yang cepat, dengan langkah-langkah termasuk mempelajari penjualan daging babi dari cadangan negara dan meminta peternak babi untuk tidak menimbun persediaan.
“Pandangan arus utama berpendapat bahwa siklus babi itu independen, dan tingkat inflasi secara keseluruhan tidak akan meningkat,” tulis para analis CICC.
Namun, secara keseluruhan inflasi harga konsumen di China tetap relatif rendah dibandingkan dengan melonjaknya biaya yang terlihat di tempat lain, karena permintaan tetap tertekan oleh kebijakan pengendalian Covid yang ketat dan wabah sporadis.
China melaporkan data inflasi Juli pada hari ini. Di mana para ekonom meprediksi CPI China meningkat menjadi 2,9%.
Editor : Odi Siregar