get app
inews
Aa Text
Read Next : Antusias Ratusan Emak-emak Antre Sembako Murah

Pasar Keuangan Waspadai Tensi Geopolitik China - Taiwan

Senin, 08 Agustus 2022 | 12:57 WIB
header img
Pasar keuangan waspadai tensi Geopolitik China-Taiwan. (Foto: Istimewa)

MEDAN, iNewsMedan.id - Data ketenaga kerjaan AS pada bulan Juli lalu membukukan kenaikan yang melebihi ekspektasi pasar. Bahkan, datanya menunjukan adanya penyerapan tenaga kerja sebanyak 528 ribu (non farm payroll) dibulan Juli, dan itu melebihi ekspektasi yang berkisar 250 ribuan. Membaiknya data ketenagakerjaan AS tersebut mengindikasikan adanya potensi penguatan kinerja pasar keuangan global, meskipun bursa Dow Jones sendiri sepanjang perdagangan akhir pekan berada di teritori negatif sebelum akhirnya menguat.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menuturkan, data ketenagakerjaan di AS mengindikasikan bahwa adanya kemungkinan kenaikan bunga acuan oleh Bank Sentral AS yang kembali agresif, karena inflasi di AS masih sangat tinggi. Hal itu tentunya bisa menekan kinerja pasar keuangan kita. Sejauh ini, AS memang masih mengklaim bahwa mereka tidak akan masuk resesi meskipun secara teknikal pertumbuhan ekonomi negative.

"AS masih mengandalkan data ketenagakerjaan sebagai indikasi untuk membuktikan apakah resesi benar-benar terjadi di AS. Namun sayangnya data ketenagakerjaan tersebut lebih banyak didominasi oleh kenaikan pekerja paruh waktu tidak suka rela (involuntary part time workers). Tak hanya itu, datanya pun mengindikasikan bahwa masih ada ketidakstabilan di masa yang akan datang," kata Gunawan di Medan, Senin (8/8/2022).

Menurutnya, bagi pasar keuangan selama sepekan kedepan, data inflasi masih akan menjadi fokus pasar selanjutnya. Dari tanah air kita akan melihat data penjualan ritel selama bulan Juni yang menjadi indikasi belanja masyarakat. Dimana penjualan ritel itu sendiri kinerjanya mengalami penurunan khususnya sejak awal tahun 2022.

Bahkan, dari beberapa data yang akan dirilis selama sepekan kedepan, pasar keuangan kita akan bergerak dengan volatilitas yang semakin tinggi, namun dengan realisasi pertumbuhan kinerja yang melambat. Secara teknikal IHSG di pekan ini akan bergerak dalam rentang 6.910 – 7.193. sementara mata uang rupiah akan bergerak dalam rentang 14.900 hingga 15.000 per US Dolarnya.

"Dengan penguatan kinerja pasar sebelumnya, ditambah dengan dukungan data ekonomi fundamental yang masih terbilang sangat rapuh, potensi penguatan pasar keuangan sejauh ini sangat terbatas, dengan menyisahkan potensi koreksi teknikal yang cukup besar. Namun yang perlu diwaspadai adalah ketegangan antara China dan Taiwan yang bisa merubah pergerakan pasar secara tiba tiba," ujar Gunawan.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut