get app
inews
Aa Text
Read Next : Dorong Pertumbuhan Wisata Olahraga, 1.200 Peserta Ikut Oil Palm Marathon GAPKI di Sergai

Harga Migor Curah Terkendali, Pemerintah Diminta Tetap Waspada

Senin, 25 Juli 2022 | 17:27 WIB
header img
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin. (Foto: Istimewa)

MEDAN, iNews.id - Harga minyak goreng curah di masyarakat khususnya di Kota Medan kini mencapai harga termurah Rp11.500 per kg. Sementara di Sumut harga yang paling mahal ada di Gunung Sitoli, Nias yang mencapai Rp19.000 per kg. Harga minyak goreng curah di Sumut pada umumnya sudah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan pantauan PIHPS, harga minyak goreng curah di beberapa titik seperti di Kota Padang Sidempuan, Sibolga dan Pematang Siantar sudah berada diangka Rp14.000 per kg. Di bawah harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15.500 per kg untuk minyak goreng curah. Pada dasarnya pemerintah sudah berhasil meredam gejolak harga minyak goreng khususnya minyak goreng curah di Sumut.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, meski begitu, diwaktu yang bersamaan harga TBS di tingkat petani masih belum mengalami kenaikan. Dari hasil pantauan sejumlah harga TBS di Sumut masih ada yang dijual dalam rentang Rp700 hingga Rp1.100 per kg. Harganya masih lebih rendah dari harga keekonomian sawit sebelum tahun 2020 yang dikisaran Rp1.250 per kg. Tentunya hal itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan harapan petani sawit yang berharap harga TBS saat ini setidaknya bisa dikisaran angka Rp2.000 per kg baru dapat untung.

"Saat ini harga CPO berada dikisaran 3.700 ringgit per tonnya. Ada gap yang terlalu lebar antara harga minyak goreng curah di masyarakat, harga CPO dunia dengan harga TBS di tingkat petani. Ketika harga CPO berada dikisaran 2.300-an ringgit per ton, maka harga TBS di tingkat petani kala itu sempat menyentuh Rp1.500 hingga Rp1.800 per kg. Harga minyak goreng curah saat itu berkisar Rp9000-an rupiah per kg," katanya di Medan, Senin (25/7/2022).

Gunawan menjelaskan, jika mengacu kepada harga TBS saat ini dikisaran Rp3.700, dan setelah mengurangi harga kewajiban dari program kebijakan DMO dan CPO di tanah air, maka harga TBS seharusnya bisa bergerak dikisaran Rp2.300 hingga Rp2.600 per kg. Dari fakta menunjukan kalau harga minyak goreng curah setahun yang lalu itu di Kota Medan sempat ditransaksikan dikisaran Rp16.000 per kg.

Gunawan memaparkan, pada setahun yang lalu itu harga CPO juga berada dikisaran angka yang sama seperti saat ini, yaitu dikisaran 3.700-an ringgit per ton. Artinya memang kebijakan pemerintah dalam menekan harga minyak goreng saat ini tentunya terbilang mudah. Sedikit upaya saja untuk membuat harganya sesuai HET di kisaran Rp15.500 per kg.

"Tetapi kita juga harus fair dalam memberikan penilaian, karena pada dasarnya harga minyak goreng terus ditekan saat harga CPO masih berada dikisaran 5.000 an ringgit per ton. Artinya ada upaya serius untuk menggiring harga minyak goreng curah menuju HET," ujarnya.

Lebih lanjut, Gunawan mengungkapkan, untuk kondisi sekarang semuanya berbeda. Jika tanpa DMO dan DPO sekalipun harga minyak goreng curah bisa saja ditransaksikan dikisaran harga 16 ribu, atau dengan sedikit upaya bisa menekannya hingga ke harga HET. Jadi jelas kalau kebijakan membatasi kran ekspor sudah tidak tepat lagi. Sebab petani yang dirugikan dengan menumpuknya pasokan sawit sehingga memicu harganya turun.

Relaksasi memang sudah dilakukan oleh pemerintah, tetapi tidak lantas langsung membuat harga TBS membaik. Menjual komoditas dengan cara ekspor itu butuh waktu.

"Saya memperkirakan 3 bulan baru akan terlihat ada titik keseimbangan baru dimana harga TBS bisa mengacu kepada harga keekonomian CPO. Meskipun akan sedikt lebih rendah dibandingkan dengan harga keekonomiannya karena ada kebijakan DMO dan DPO," ungkapnya.

Bagi pemerintah, hal ini menjadi peringatan. Jangan sampai terlena dengan harga minyak goreng yang sudah murah saat ini. Disaat relaksasi sudah di jalankan, disaat titik keseimbangan sudah mulai tercipta. Maka akan ada potensi dimana harga minyak goreng bisa naik lagi. Jadi jangan terlalu berbangga dengan harga minyak goreng yang sudah di bawah HET.

"Waspadai lonjakan harga karena kebijakan relaksai. Pastikan upaya yang dilakukan saat ini bisa menggaransi bahwa kedepan harga masih tetap bisa dikendalikan dan tentunya masih sesuai HET. Apalagi penurunan harga minyak goreng di bawah HET saat ini lebih dikarenakan bonus, karena melimpahnya pasokan sawit akibat kebijakan ketat membatasi ekspor CPO sebelumnya," ujarnya.

Terpisah, salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Halat Medan, Alex menambahkan, untuk pasokan minyak goreng curah saat ini masih aman dan permintaan dari masyarakat juga normal. 

"Harga minyak goreng curah yang kami jual saat ini berkisar dari Rp12.000 hingga Rp14.000 per kg. Kami juga menjual minyak goreng kemasan yang harganya berkisar dari Rp24.000 hingga Rp26.000 per liter. Kami berharap, pemerintah bisa mengendalikan harga migor curah ini," tambahnya.

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut