MEDAN, iNewsMedan.id- Bencana alam yang menerjang sejumlah kabupaten dan kota di Sumatra Utara meninggalkan dampak ekonomi besar. Pemerintah Provinsi Sumut memperkirakan total kerugian sementara telah melampaui Rp17 triliun, menyusul rusaknya infrastruktur publik hingga sektor pertanian warga.
Gubernur Sumut Bobby Nasution menyebut angka tersebut terus bergerak seiring proses pendataan yang masih berlangsung. Perhitungan awal sebelumnya berada di kisaran Rp12 triliun sebelum diperluas mencakup sawah terdampak, jembatan yang ambruk, serta fasilitas layanan kesehatan.
“Setelah data diperbarui, termasuk rumah sakit, jembatan, dan lahan pertanian, nilainya sudah lebih dari Rp17 triliun dan masih bertambah,” ujar Bobby, Senin (15/12).
Ia menegaskan, pemerintah daerah memprioritaskan respons cepat di lapangan dibanding menunggu finalisasi angka kerugian. Pada hari-hari awal bencana, hampir seluruh wilayah menghadapi persoalan serupa akibat terputusnya akses distribusi.
“Kebutuhan awal di daerah terdampak itu sama, terutama logistik, karena jalur distribusi sempat tidak bisa dilalui,” katanya.
Memasuki fase berikutnya, kebutuhan masing-masing daerah mulai berubah. Di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, pembukaan akses jalan menjadi fokus agar mobilisasi bantuan dan alat berat dapat dilakukan. Sementara di wilayah lain, krisis air bersih justru muncul setelah genangan mulai surut.
“Ada daerah yang kondisinya sudah membaik, tapi air bersihnya tidak ada. Ini yang harus segera disuplai. Di Langkat, perbaikan tanggul juga harus cepat, kalau tidak air terus masuk,” jelas Bobby.
Editor : Ismail
Artikel Terkait
