“Pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru saja, orang tua juga semua ikut tanggung jawab,” ujarnya.
Dia menegaskan jika tidak ingin terjadi lagi kejadian serupa berulang di lingkungan pendidikan, maka hubungan antara guru dan orangtua harus intens berkomunikasi. Pihak sekolah harus bisa mengidentifikasi potensi masalah yang dialami siswa dan membangun komunikasi aktif terhadap orangtua.
Menurut Sofyan Tan, jika benar permasalahan awal dipicu oleh kasus bullying, maka sesungguhnya hal tersebut sudah diketahui oleh banyak pihak. Terbukti dari pengakuan para saksi di media mulai dari siswa bahkan hingga penjaga kantin mengutarakan dugaan-dugaan tersebut. Itu artinya mereka mengetahui ada persoalan yang sedang dihadapi seorang siswa, dan ada potensi masalah yang terabaikan karena wadah penyelesaiannya tidak ada dan komunikasi tidak terbangun sehingga langkah preventif juga tidak dapat dilakukan.
Bisa saja itu semua terjadi karena mulai ada kekhawatiran dari guru untuk ikut campur terlalu dalam terhadap persoalan etika dan moral siswa di sekolah dan komunikasi yang berjarak antara pihak sekolah dengan orangtua siswa. Tentu ini menjadi pelajaran penting bagi banyak pihak untuk membenahi sistem pendidikan. Terutama dalam memberikan kepastian rasa aman bagi siswa dan guru di sekolah serta jaminan perlindungan hukum bagi stakeholder pendidikan yang punya kewajiban dalam menjaga moral dan etika siswa.
Editor : Ismail
Artikel Terkait
