Sementara itu, dari Padang Lawas, Sazkia Irfah Harahap, siswi SMA Negeri 1 Barumun, akan mewakili Sumut di kategori Puteri Batik Remaja Indonesia 2025.
Sazkia juga telah melakukan persiapan matang, termasuk latihan public speaking, catwalk, dan mendalami pengetahuan tentang batik.
“Belajar membatik jadi bagian penting persiapan saya. Saya suka batik tulis dan jumputan, dan sering memperkenalkannya lewat media sosial. Di ajang nasional, saya ingin memperlihatkan keunikan batik dari Sumut,” jelas Sazkia.
Baginya, batik adalah warisan budaya yang tak boleh hilang, dan ia berharap dapat memperkenalkan batik lokal Sumut agar lebih dikenal luas di Indonesia.
Menurut Regional Director Puteri Anak & Remaja Indonesia Sumut 2024, Rita Susanti Sinaga, ajang ini bukan sekadar lomba kecantikan.
“Kriteria untuk Puteri Remaja dan Puteri Batik di tingkat nasional meliputi aspek advokasi yang dibawa peserta, kemampuan public speaking, serta penguasaan pengetahuan umum tentang kebudayaan, pariwisata, lingkungan, dan aspek penting lainnya. Tidak kalah penting, kemampuan catwalk serta hasil photoshoot juga menjadi bagian dari penilaian utama,” terang Rita.
Ia menambahkan, sejak digagas pada 2020, ajang ini telah melahirkan puluhan remaja asal Sumut yang sukses meraih mahkota di tingkat nasional.
“Ini bukan hanya sekadar lomba kecantikan. Mereka belajar banyak hal: tentang advokasi, pariwisata, budaya, hingga batik. Anak-anak ini pintar-pintar sekali, dan saya ingin wadah ini terus berkembang agar menjadi ruang kreatif bagi generasi muda Sumut,” ujarnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
