JAKARTA, iNewsMedan.id– Sekitar 300an mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa/i Batak Nasional (IMAIBANA) mayoritas perantau asal kawasan Danau Toba, menggelar dialog publik bertajuk “Menatap Masa Depan Pariwisata Danau Toba” di Gedung Fakultas Hukum UKI, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Forum ini menghadirkan pembahasan mendalam terkait tantangan dan prospek pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi super prioritas nasional.
Hadir sebagai pemateri Lamhot Sinaga (Wakil Ketua Komisi VII DPR RI), Jimmy Panjaitan (Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba/BPODT), serta Dr. Hulman Panjaitan (Wakil Rektor UKI). Para narasumber menyoroti sejumlah persoalan mendasar yang menjadi ganjalan dalam akselerasi pariwisata kawasan, mulai dari skema kerja sama investasi yang dinilai belum sepenuhnya berpihak pada kepentingan investor, hingga minimnya gebrakan promosi berskala internasional.
Menurut Jimmy Panjaitan, upaya promosi harus dilakukan secara agresif dan berani, salah satunya melalui penyelenggaraan event internasional yang mampu menarik perhatian dunia. “Kita tidak bisa lagi setengah hati. Promosi harus jor-joran, kita perlu event besar untuk menarik wisatawan mancanegara,” ujarnya.
"Dan hingga saat ini kami juga terus berupaya meyakinkan investor untuk berinvestasi, sembari kami memperjuangkan perubahan jangka waktu investasi yang diinginkan investor agar lebih baik," tambahnya.
Sementara itu, Lamhot Sinaga menyoroti pentingnya strategi promosi yang lebih progresif. Ia menganalisa kecenderungan di berbagai negara yang berhasil mengembangkan sektor pariwisata melalui pendekatan berbeda, termasuk optimalisasi event olahraga atau sport tourism. “Kalau kita lihat Italia atau Jepang, mereka punya agenda rutin yang berkelas internasional. Kita masih perlu banyak berbenah, khususnya dalam menjadikan pariwisata sebagai industri yang kompetitif,” ujarnya.
"Kita harus sadar bahwa pada tahun 2019 penerimaan negara dari sektor pariwisata lebih besar dari pada penerimaan dari sektor migas, ini artinya masih luas kesempatan untuk meningkatkan penghasilan negara," tambahnya.
Para mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi dengan mengajukan pertanyaan kritis terkait lambatnya pembangunan di Danau Toba serta strategi pemberdayaan masyarakat lokal. Sorotan juga diarahkan pada persoalan lingkungan yang menjadikan Geopark Toba mendapatkan kartu kuning dari UNESCO.
Sebagai bagian dari langkah konkret, acara ini turut menyaksikan penandatanganan beberapa memorandum of understanding (MoU) antara UKI, BPODT dan IMAIBANA untuk pengembangan kapasitas SDM, khususnya di bidang kepariwisataan yang berkelanjutan.
Wakil Rektor UKI, Dr. Hulman Panjaitan, menegaskan bahwa pendidikan tinggi harus ambil peran aktif dalam membangun masa depan daerah asal para mahasiswa. “Kami siap mendukung pelatihan, riset terapan, dan keterlibatan mahasiswa dalam proyek pembangunan pariwisata Danau Toba,” katanya.
Turut hadir dalam acara tersebut politisi PDIP Trimedya Panjaitan, DPP Pemuda Batak Bersatu, Perkumpulan Gaja Toba Semesta Ramles Silalahi. Dialog ini menjadi cermin keterlibatan generasi muda dalam proses pembangunan kawasan Danau Toba, dengan harapan terciptanya pariwisata yang inklusif, kompetitif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Editor : Ismail
Artikel Terkait