Prof. Budi Djatmiko juga menyoroti bahwa tidak banyak kampus yang mampu mencetak lulusan atau sarjana yang kompeten sekaligus menguasai ilmu agama. Ia meyakini, berdirinya UISU menjadi tumpuan harapan para pendiri, Gubernur, Kesultanan Deli, dan masyarakat pada waktu itu, agar pendidikan dapat memberikan sumbangan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang dinafasi nilai-nilai keislaman.
Program-program yang berjalan di UISU, kata Prof. Budi, tidak hanya sejalan dengan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi, melainkan juga mampu mengembangkan segi pendidikan/pembelajaran, penelitian, dan pengabdian yang berwawasan Islami.
Dengan program yang ada, seluruh sivitas akademika UISU diharapkan dapat mencapai paripurna sebagai pencetak intelektual Islam yang mampu menjawab tantangan zaman.
Sebagai penutup, Prof. Budi berpesan agar implementasi program Kampus Islami dimaksimalkan oleh semua elemen UISU, mulai dari pimpinan, staf, hingga mahasiswa.
"Salah satu langkah konkret yang harus diterapkan UISU adalah menyiapkan insan yang siap berkompetisi di era globalisasi, yang tidak hanya berbasis kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, tapi juga kecerdasan spiritual," pungkasnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait