Setahun penuh ia bertahan, menanti keajaiban. Tapi angka penjualan tak juga membaik. Meski demikian, masa sulit itu justru membuka jalannya ke arah yang baru. Pada 2016, secara tak sengaja ia dikenalkan dengan dunia desain grafis dan bertemu jaringan supplier kaos polos. Dari sinilah titik terang mulai terlihat.
Dengan kecerdikan dan semangat belajar tinggi, Siska mulai mendalami sistem dropship. Tanpa modal besar, ia menjual kaos polos dari katalog milik supplier, lalu mengurus desain dan pesanan ketika ada pembeli. Kepercayaan datang dari seorang pemilik supplier clothing di Jalan Setiabudi, Medan, yang memberinya akses untuk menjual produk mereka. “Saya senang sekali waktu itu. Rasanya seperti dikasih angin segar setelah bertahun-tahun ngos-ngosan sendiri,” katanya.
Ia pun mulai aktif mengikuti pameran UMKM di Medan dan sekitarnya. Stand kecil miliknya yang memajang kaos polos dan desain sederhana menarik perhatian pengunjung. “Saya kaget, ternyata banyak yang tertarik. Dari situ saya mulai dapat banyak relasi sesama pebisnis kecil, supplier, bahkan pelanggan tetap,” ungkapnya.
Tahun 2017, Siska mulai menyusun strategi yang lebih modern. Ia membangun branding lewat media sosial dengan meluncurkan akun Instagram @basicteesmdn. Salah satu langkah berani yang diambilnya adalah memberikan produk secara gratis kepada selebgram Medan. “Waktu itu saya pikir, kalau saya kasih baju gratis ke mereka, setidaknya usaha saya bisa dilihat banyak orang. Toh saya belum punya uang untuk bayar iklan,” ujarnya.
Langkah itu membuahkan hasil. Pelan-pelan, @basicteesmdn mulai dikenal. Pesanan masuk dari berbagai kalangan.
Tahun 2018 menjadi titik balik. Dengan tekad kuat, Siska memberanikan diri menyetok barang sendiri, meski dengan modal terbatas. Ia juga mulai aktif mengikuti seminar bisnis UMKM untuk menambah wawasan dan mendapatkan informasi tentang pembiayaan usaha. Di sinilah ia pertama kali mengenal Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
Editor : Chris
Artikel Terkait