Kesejahteraan Mental Mahasiswa: Masalah yang Terabaikan?

Tim iNewsMedan.id
Ilustrasi. Foto: Istimewa

Dunia perkuliahan sering kali dianggap sebagai fase paling dinamis dalam kehidupan seseorang, di mana mahasiswa diharapkan untuk belajar, berkembang, dan mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Namun, di balik semua itu, banyak mahasiswa menghadapi tekanan besar yang berdampak pada kesehatan mental mereka.

Tekanan akademik, seperti tenggat tugas, tuntutan nilai tinggi, dan persaingan di antara mahasiswa, menjadi salah satu faktor utama penyebab stres. Selain itu, beban ekonomi untuk membayar biaya kuliah yang terus meningkat, terutama bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu, memperburuk situasi. Bagi sebagian mahasiswa, tekanan sosial seperti tuntutan untuk "sukses" di media sosial juga turut memengaruhi kesehatan mental mereka.

Sayangnya, banyak kampus yang belum menyediakan dukungan yang memadai untuk kesehatan mental mahasiswa. Layanan konseling sering kali terbatas, baik dalam jumlah tenaga profesional maupun waktu layanan yang tersedia. Mahasiswa sering enggan mencari bantuan karena stigma yang masih melekat pada masalah mental, seperti dianggap lemah atau tidak kompeten.

Padahal, kesehatan mental mahasiswa seharusnya menjadi prioritas. Kampus perlu mengambil langkah konkret, seperti:

1. Memperkuat layanan konseling kampus, dengan menambah jumlah konselor profesional dan membuat layanan ini lebih mudah diakses.

2. Menciptakan budaya kampus yang mendukung kesehatan mental, misalnya dengan mengadakan seminar atau kampanye anti-stigma.

3. Mengadopsi kebijakan akademik yang fleksibel, seperti memberikan waktu tambahan untuk tugas bagi mahasiswa yang membutuhkan.

4. Mengintegrasikan program kesehatan mental dalam kurikulum, agar mahasiswa memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara studi dan kehidupan pribadi.

Kesejahteraan mental mahasiswa bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga institusi pendidikan dan masyarakat. Ketika mahasiswa merasa didukung, mereka akan lebih mampu berkembang secara akademik dan pribadi. Dengan demikian, kesehatan mental bukan lagi masalah yang terabaikan, tetapi menjadi prioritas untuk masa depan generasi muda yang lebih baik.

Artikel ini ditulis oleh Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Mahirah Azzah Luthfiyyah

Editor : Odi Siregar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network