Jadi, lanjutnya, dalam memilih pemimpin masyarakat diharap tidak hanya melihat program dari calon yang akan dipilih, tetapi juga melihat gaya dan cara kampanyenya. Menurutnya, paslon yang menang dari hasil menjek-jelekkan dan memfitnah, di masa kepemimpinanannya tidak akan merasa tenang.
"Dalam memilih pemimpin selain melihat orangnya, programnya, lihat juga cara kampanyenya. Kalau cara kampanyenya menjelekkan, memfitnah, menjatuhkan, saya yakin ketika dia menjabat enggak tenang hatinya dalam menjalankan jabatan itu. Karena, dia akan merasa mendapatkan jabatan itu karena menghina-hina dan menjelek-jelekkan orang," katanya.
Oleh karena itu, Bobby mengajak masyarakat khususnya jamaah MTHI Sumut untuk terus menjaga persatuan dengan tidak menyebarkan fitnah, berita bohong dan menjelek-jelekkan paslon lain.
"Dalam kesempatan kali ini, mohon izin kami memohon, mengajak masyarakat, kami ingin menjadikan politik hari ini dan ke depannya politik sopan santun, politik riang gembira bukan politik bermusuhan," katanya lagi.
"Oleh karena itu, sepulang dari sini, biasanya ibu-ibu ini grup WA nya banyak, facebooknya pun banyak kali, kalau nanti di grup WAnya ada yang menebar fitnah, menjelekkan paslon lain, minimal diamkan, jangan di forward (diteruskan), diamkan saja," tandas Bobby.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait