Lebih lanjut, Hendra mengaku telah diingatkan oleh tim soal adanya gerakan perusakan baliho dan spanduk Ridha-Rani sehari sebelum debat.
“Intinya. Kita sangat menyesalkan tindakan premanisme ini kita yakin warga Medan ini akan tahu sebenarnya siapa pemimpin yang layak di Kota Medan. Anehnya, spanduk kita saja yang dirusak,” terang Hendra.
Senada dengan itu, Sekretaris Umum Tim Pemenangan Ridha-Rani, Boydo Panjaitan, menambahkan ada beberapa lokasi atau jalan protokol di Kota Medan yang dirusak masih masif.
“Jadi, ini memang bukan karena kena angin atau rusak karena alam, tapi memang masif dan struktur,” ujar Boydo.
“Tepat momen Hari Pahlawan ini, 10 November 2024 APK Ridha-Rani dirusak secara masif dan struktur dan itu sangat terlihat sekali,” sambung Boydo.
Boydo berharap kampanye ini dilakukan dengan damai tanpa ada campur tangan kekuasaan untuk melakukan intervensi kepada Paslon Ridha-Rani.
Maka dari itu, Tim Ridha-Rani akan melaporkan perusakan APK tersebut kepada Bawaslu Medan pada Senin (11/11/2024) besok.
“Semoga pihak Bawaslu bisa memetakan ini kenapa bisa terjadi dan dapat diselidiki bisa serius, ini sangat terlihat dan terencana,” ucap Boydo.
Tim Paslon yang diberi nama Berani ini mengakui bahwa pihak mereka akan tetap profesional dan tenang dalam berkampanye. Namun, tetap memantau adanya tindakan perusakan lagi.
“Kita meminta kepada perusakan yang menyuruh dan disuruh agar bertobat, kita ingin pemilu ini riang dan gembira. Kami juga berharap Camat, Lurah dan Kepling tidak terlibat serta jangan membuat Medan panas,” tutup Boydo.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait