BINJAI, iNews.id - Iskandar salah satu dari sembilan WNI yang terjebak di Kota Chernihiv, Ukraina bagian utara sudah bekerja di salah pabrik di Chernihiv sejak 2018 lalu.
Hal tersebut dikatakan istri Iskandar, Ayi Rodiah usai Telekonfrensi di Command Center (BCC) Balai Kota Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, Binjai, Senin (7/3/2022).
Kata Ayi, suaminya sudah bekerja di Chernihiv, Ukraina selama empat tahun bersama anak dan tujuh temannya yang bertetangga di Kota Binjai.
"Suami sama anak saya dan tujuh orang mereka bekerja di pabrik plastik sudah empat tahun dari 2018 lalu," katanya kepada wartawan.
Ayi menceritakan awalnya suaminya bekerja di Chernihiv, Ukraina saat rekannya yang berada di Malaysia mengajak untuk bekerja. Karena tawaran dari temanya, Iskandar menerima pekerjaan itu.
"Awalnya suami saya dengan pemilik pabriknya dekat sudah 16 tahun berkomunikasi. Awalnya suami lah kerja dari Malaysia, Yordania dan terus ke Ukraina," terangnya.
"Di Ukraina dia (suami) termasuk anak saya dan tujuh orang temannya bekerja di pabrik plastik," ucap Ayi.
Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, kata Ayi suaminya balik ke Indonesia pada 2021 untuk menghadiri pernikahan anaknya di Kota Binjai.
"Tahun lalu (2021) suami saya pulang karena anak nikah. Itupun cuma satu bulan di sini (Binjai) terus balik ke Ukraina," ucapnya.
Ayi mengungkapkan dengan terjadinya peperangan antara Rusia dengan Ukraina saat ini, keluarga yang berada di Kota Binjai sangat cemas dan khawatir dengan keadaan di Ukraina.
"Pastinya sangat cemas dengan kondisi yang ada. Karena selain suami, anak laki-laki saya yang kedua juga ikut. Kalau anak perempuan atau anak pertama, ikut saya di sini (Binjai)," jelas ibu dua anak ini.
Dia melanjutkan, mereka saat ini bersembunyi di bangker, di tengah perang yang semakin meluas. Karenanya, dia berharap, agar kedutaan besar Indonesia di Ukraina dapat mengevakuasi suami dan warga negara Indonesia lain yang tengah bekerja.
Dia bilang, suami dan anak keduanya bekerja sebagai buruh di pabrik plastik. "Mereka berada dalam bangker. Setiap malam terjadi ledakan dan kami keluarga di sini takut. Maka kami harapkan pemerintah bisa melakukan evakuasi terhadap pekerja yang masih didalam bangker, termaksud suami saya," harapnya.
Berdasarkan penuturan suaminya, setiap malam serangan terus terjadi. Bahkan ledakan suara bom terus terdengar di telinga suaminya.
Sebab, suaranya sampai ke dalam banker. "Besar harapan kami agar segera dievakuasi ke tempat yang aman," pinta Ayi.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait