MEDAN, iNews.id: Aksi satu tahun kepemimpinan Muhammad Bobby Afif Nasution dan H. Aulia Rachman sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan di depan balai Kota Medan, Senin (7/3) berakhir ricuh. Aksi yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) Kota Medan menggelar unjuk rasa satu tahun kepemimpinan Muhammad Bobby Afif Nasution dibubarkan polisi.
Awalnya massa melakukan orasi di depan balai kota serta membentang poster dan spanduk. Massa menagih janji-janji politik disampaikan oleh Bobby Nasution saat kampanye Pilkada Medan 2020, lalu. Ditambah lagi, menantu Presiden Joko Widodo dinilai gagal memimpin Kota Medan. Karena, kondisi banjir sangat parah terjadi beberapa hari lalu.
"Kita menggelar unjuk rasa untuk menagih janji satu kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan. Tidak serius Bobby Nasution dan gagal memimpin Kota Medan untuk mengatasi banjir saat ini," ucap Ketua Umum KAMMI Medan, Putra Rajanami, kepada wartawan di depan Balai Kota Medan.
Putra mengatakan dibawah kepemimpinan Bobby Nasution ini, Kota Medan semakin tinggi angka kriminalitas dan maraknya peredaran narkoba. Sehingga tidak ada komunikasi yang dijalin Pemerintah Kota Medan dengan pihak kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memberantas itu semua.
"Perjudian, jambret, narkoba tidak serius ditangani Bobby Nasution. Kami menggelar aksi unjuk rasa ini, untuk menyampaikan aspirasi kami. Kami sudah menggelar aksi satu jam, tapi tidak ditanggapi oleh Bobby Nasution dan Wakil Wali Kota Medan," ucap Putra.
Kemudian, massa juga menagih janji Bobby Nasution saat kampanye untuk memberikan 1.000 beasiswa bagi mahasiswa Kota Medan. Namun, saat ini belum ada realisasi.
Namun mahasiswa kesal lantaran aksi ini hanya ditanggapi oleh Asisten Pemerintahan Pemko Medan, M Sofyan. Mereka meminta Wali Kota lah yang harus menanggapi aksi ini.
Lantaran aksinya tidak ditanggapi oleh Wali Kota, massa kemudian hendak membakar ban bekas. Namun, dihalangi petugas kepolisian. Hal ini, memicu terjadi kericuhan antara puluhan mahasiswa dengan petugas kepolisian melakukan pengaman.
"Silakan adik-adik mahasiswa untuk menggelar aksi unjuk rasa. Jangan bakar ban," ucap seorang petugas kepolisian. Imbau tersebut, tidak ditanggapi dan terus hendak membakar ban bekas.
"Kalian tidak bisa dibilangin dengan baik-baik, sudah tangkap saja. Tangkap dia bawa ke dalam mobil," teriak polisi sambil mengamankan seorang pedemo hendak dimasukkan ke dalam mobil patroli.
Kericuhan ini, menyebabkan jalan Kapten Maulana Lubis macet total. Karena saling dorong antara pendemo dan petugas kepolisian hingga menutupi jalan di depan Balai Kota Medan.
Setelah itu, ricuh berakhir reda. Karena antara pedemo dan polisi menahan diri. Mahasiswa yang sempat diamankan dilepaskan oleh petugas kepolisian. Sedangkan, ban bekas dan bensin disita pihak kepolisian.
Editor : Ismail
Artikel Terkait