Selain itu, pemrograman di Algorithmics menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan solusi nyata atas masalah yang ada di sekitar mereka.
Salah satu siswa, Andrew, mengaku bahwa belajar di Algorithmics memberikannya pengalaman baru.
"Aku suka banget bikin game sendiri, apalagi karena aku hobi main game. Tantangan terbesarku waktu bikin game di Pygame adalah menentukan posisi karakter, dan ketika aku bikin aplikasi di PyQt5, bikin tata letaknya lumayan susah. Tapi untungnya, para pengajar di sini selalu siap membantu jadi aku bisa melewati semua kesulitannya," ujarnya.
"Keterampilan pemrograman ini juga membantu aku dalam pelajaran di sekolah, seperti matematika, karena bikin aku lebih percaya diri dalam memecahkan soal-soal dalam pelajaran tersebut," jelasnya.
Menciptakan Generasi Digital yang Kompetitif
Sejak didirikan, Algorithmics telah meluluskan lebih dari 1.1 juta siswa di seluruh dunia, dengan visi untuk menciptakan generasi digital yang kompetitif dan adaptif, Algorithmics terus berkomitmen untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dan inspiratif bagi masa depan siswa.
Algorithmics telah melihat berbagai kisah sukses dari siswa - siswa yang berhasil menerapkan keterampilan pemrograman mereka untuk menciptakan solusi inovatif.
“Kisah sukses dari para siswa yang berhasil menerapkan keterampilan mereka untuk menciptakan solusi inovatif adalah bukti nyata bahwa, dengan dukungan yang tepat, anak-anak bisa percaya diri menatap masa depan dan bahkan mengubah dunia mereka sendiri melalui teknologi. Di Algorithmics, kami berdedikasi untuk terus mendukung inovasi anak-anak dalam menghadapi tantangan masa depan," ujar Taufiq.
"Pembelajaran pemrograman di Algorithmics, tidak hanya membantu siswa menjadi lebih kreatif, tetapi juga menumbuhkan rasa kepercayaan diri untuk mengeksplorasi berbagai solusi teknologi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang mereka butuhkan untuk masa depan," tutup Taufiq.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait