Patut Dicurigai Mengapa Sudah Kerja Keras Banting Tulang Rezeki Masih Seret, Maksiat Jadi Penghalang
MEDAN, iNewsMedan.id - Maksiat adalah segala perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Perbuatan ini bisa berupa tindakan yang diharamkan, seperti berbohong, mencuri, berzina, atau meninggalkan kewajiban seperti shalat. Maksiat juga bisa berupa niat buruk, seperti dengki, iri hati, atau sombong.
Lantas mengapa Islam berpesan keras agar menghindari? Maksiat harus dihindari karena berdampak dapat menjauhkan diri dari rahmat Allah, selain itu maksiat adalah penghalang antara hamba dan Allah Ta'ala. Semakin sering bermaksiat, semakin jauh pula dari rahmat dan kasih sayang Allah.
Maksiat juga menghancurkan hati, membuat hati menjadi keras dan tertutup, sehingga sulit untuk merasakan kehadiran Allah.
Maksiat juga menyebabkan kerusakan dunia dan akhirat: Maksiat tidak hanya berdampak buruk bagi diri sendiri, tetapi juga dapat merusak lingkungan sosial dan membawa bencana.
Paling parah adalah perbuatan maksiat menghantarkan seseorang ke neraka. Bagi orang yang terus-menerus bermaksiat tanpa bertaubat, maka nerakalah tempat akhirnya.
Lantas apa dampak dari perbuatan maksiat dapat menimbulkan kerusakan fisik menyebabkan berbagai penyakit fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu juga dapat menimbulkan perasaan bersalah, kecemasan, dan depresi. Selain itu merusak hubungan dengan orang lain, baik keluarga, teman, maupun masyarakat. Paling patut diingat maksiat dapat melemahkan iman dan membuat seseorang jauh dari Allah.
Maksiat Salah Satu Sumber Penghalang Rezeki
Sebagaimana ketaatan bisa menjadi sebab datangnya rezeki, demikian juga kemaksiatan bisa menjadi sebab terhalangnya pelakunya dari mendapatkan rezeki:
Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ٩٧
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)
Adapun orang yang senang melakukan maksiat dia tidak akan mendapatkan kehidupan yang baik. Berapapun harta yang dia miliki maka dia tetap tidak akan bisa merasakan kehidupan yang baik, dia tidak akan merasakan ketenangan dan hatinya selalu tidak puas, karena dosanya akan menghalanginya untuk mendapatkan itu semua.
Makanya barangsiapa yang sudah kerja keras banting tulang dan peras keringat siang malam namun tetap juga tidak mendapatkan kehidupan yang baik hendaknya dia introspeksi diri, yang salah bukan gajinya, yang salah bukan pada kerja kerasnya, namun yang salah adalah ada pada amalannya, mungkin dia telah melakukan kemaksiatan atau mungkin dia telah menzhalimi orang lain.
Cara Menghindari Maksiat
Para ulama sering mengingatkan agar menjauhi maksiat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menjauhi dan menghindari maksiat. Misalnya saja meningkatkan keimanan: Semakin kuat iman seseorang, semakin kecil kemungkinan ia untuk bermaksiat.
Menjaga pergaulan sangat penting dengan memilih h teman yang baik dan menghindari lingkungan yang negatif.
Banyak beribadah seperti shalat, puasa, zakat, dan ibadah-ibadah lainnya dapat membantu kita menjauhi maksiat.
Beristighfar memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan menuntut ilmu agama. Dengan memahami agama Islam, kita akan lebih mudah membedakan mana yang halal dan haram.
Ayat Al-Quran tentang Maksiat:
QS. An-Nisa ayat 14: "Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar (batasan) yang telah ditetapkan Allah, niscaya Allah memasukkannya ke dalam neraka dan ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan."
Hadits tentang Maksiat:
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya setiap perbuatan anak Adam itu adalah dosa, kecuali perbuatan yang Allah berikan ampunannya, dan sesungguhnya tobat itu adalah meninggalkan dosa dan bertekad untuk tidak mengulanginya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait