Menurutnya budaya Karo sangat kaya dan sustainable (berkelanjutan). Karena itu harus dimajukan dan dikembangkan sesuai kondisi dunia dengan potensi wisata yang ada. Dia meminta agar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar Ekraf) dapat membantu berpartisipasi menggelar festival budaya Karo dengan even yang lebih besar dan melibatkan ribuan masyarakat. “Ini karena dibatasi pesertanya hanya 60 orang. Biasa kalau saya bikin acara budaya Karo bisa ribuan yang datang penuh jambur ini hingga ke jalan,” ungkapnya.
Hadir dalam acara Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Event Daerah Kemenpar Ekraf Joko Suharbowo, mewakili Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan Adrianta Putra Ginting, Praktisi Seni Budaya Karo Fakta Ginting dan peserta undangan tokoh serta pelaku seni Budaya Karo.
Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Event Daerah Kemenpar Ekraf Joko Suharbowo menyebutkan BISAFest adalah mini festival untuk ajang silaturahmi dalam memfasilitasi sekaligus memotivasi para pelaku budaya agar terus berkembang. Seni budaya menurutnya selain punya nilai keindahan dan sarat nilai luhur, dapat juga menjadi diplomasi budaya dalam menarik wisatawan.
Dalam BISAFest Pesona Budaya Karo tersebut dipertunjukkan beberapa atraksi budaya yakni Seni Beladiri Ndikkar dari Sanggar Nggara Simbelin Lingga, Tarian Erpanggir Ku Lau dari Sanggar Saimara, Penampilan Musik Tradisional Karo dari Sanggar Sepengodak Sepenggejapen serta tarian pembuka dari Sanggar Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM). Selanjutnya acara diisi diskusi budaya dengan narasumber tokoh dan praktisi seni Budaya Karo.
Editor : Ismail
Artikel Terkait