DELISERDANG, iNewsMedan.id - Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al Ittihadiyah tak kena biaya sekolah alias gratis. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mampu mengkover seluruh kebutuhan siswa dalam menggali ilmu pengetahuan.
Namun, sejumlah siswa batal sekolah jika hujan membasahi Jalan Protokol Dusun XV Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Karena akses yang becek pasti menyulitkan para siswa melintas dan jarak yang jauh juga menjadi alasan.
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Ittihadiyah, Rasidi, mengaku maklum dengan situasi itu. Sebab dia mengakui lokasi tempatnya membagikan ilmu pengetahuan berada di ujung kampung dan berjarak sekitar lebih kurang 90 menit dari Kota Medan.
"Hal itu jadi kendala, kalau dipaksakan naik sepeda motor akan sulit melintasi jalur tanah, tapi sebagian siswa yang sudah duluan datang tetap melanjutkan belajar walau kawannya tak hadir. Rumah di dusun ini jauh-jauh. Murid disini sedikit, cuma 77 siswa dari kelas 1-6, gurunya cuma 7 orang saja. Itu juga sudah termasuk saya," ucap Rasidi, Sabtu (4/5/2024).
Rasidi mengaku memaksimalkan Dana BOS untuk melanjutkan program belajar mengajar. Sebagai seorang guru, Rasidi tetap mengedepankan tanggungjawab mencerdaskan kehidupan bangsa.
Walaupun kondisi bangunan sekolah belum sempurnakan berdiri, Rasidi mengajak para guru mencari solusi untuk mendapatkan dana dari luar sekolah. Rasidi mengaku sudah mengajukan permohonan ke pemerintah kabupaten Deliserdang melalui kementerian agama agar membantu pendanaan perihal bangunan sekolah.
"Kalau hitungan kotor saja, kami butuh Rp10juta untuk memperbaiki pagar sekolah yang mulai rusak. Ada beberapa batu juga yang masih sekolah simpan, jadinya kami tinggal cari kurangnya saja. Batu bata sisa membuat kamar mandi kemarin,"kata Rasidi.
"Saya mengakui pemerintah ada memberikan kepedulian, tapi kami tak ada sumber dana rutin untuk biaya pemeliharaan fisik bangunan sekolah," ucap Rasidi.
Disinggung soal pendapatan sebagai guru, Rasidi menunjukkan ekspresi yang rada murung. Namun Rasidi dan para guru sepakat takkan membiarkan program belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Ittihadiyah terhenti.
"Hitungan kerjaan kami amal bakti bang, yang penting sekolah ini tak boleh tutup dan mati. Kami yakin, pemerintah kabupaten dan anggota legislatif akan lebih peduli dengan kami, saya yakin," kata Rasidi.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait