RIYADH, iNewsMedan.id - Kepala Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci sekaligus Imam Besar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syaikh Abdul Rahman As-Sudais membuat sejumlah orang terutama berasal dari Indonesia tertawa dan tersenyum saat menghadiri Konferensi internasional bertajuk "Peran Perguruan Tinggi dalam Mempromosikan Nilai-Nilai Identitas Nasional dan Hidup Berdampingan secara Damai".
Acara ini digelar di Universitas Islam Imam Mohammad Ibn Saud pada 27-29 April 2024 dan ini dimeriahkan dengan pameran budaya dan kuliner dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Salah satu momen menarik terjadi saat Syekh as Sudais, mengunjungi stan pameran Indonesia. Sang imam yang terkenal dengan suara merdunya saat melantunkan ayat suci Alquran ini sempat mengamati hidangan tradisional Indonesia yang disuguhkan oleh para mahasiswa penjaga stan.
Tak disangka, Syekh Sudais kemudian bertanya kepada para mahasiswa, "Ayna Indomie? (Mana Indomie?)". Pertanyaan ini sontak mengundang tawa dari para pengunjung pameran yang berada di sekitar lokasi.
Kedekatan Syekh Sudais dengan Indonesia
Momen ini menunjukkan kedekatan Syekh Sudais dengan Indonesia. Diketahui, beliau pernah beberapa kali mengunjungi Indonesia dan menaruh rasa cinta terhadap budaya dan kuliner Indonesia, termasuk Indomie yang memang populer di berbagai negara.
Kunjungan Syekh Sudais ke stan pameran Indonesia menjadi bukti apresiasi beliau terhadap upaya mahasiswa dalam mempromosikan budaya dan nilai-nilai bangsa. Momen ini juga menjadi pengingat bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang patut dilestarikan dan dikenalkan kepada dunia.
Para ahli, spesialis, dan akademisi terkemuka dari seluruh dunia berkumpul menghadiri konferensi tersebut untuk berbagi pengalaman dan kisah sukses mereka dalam mempromosikan nilai-nilai kepemilikan nasional dan hidup berdampingan secara damai. Beberapa topik pembahasan dalam pertemuan akbar yang berlangsung selama tiga hari itu antara lain mencakup peran penting universitas dalam mendorong pembangunan berkelanjutan, memupuk nilai-nilai kewarganegaraan yang baik, serta menumbuhkan budaya hidup berdampingan, toleransi, dan moderasi.
“Serta mengintegrasikan identitas nasional ke dalam kurikulum pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler,” bunyi pernyataan di laman itu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait