Untuk menjawab tantangan global terhadap peningkatan kualitas SDM ini, Sampoerna Academy menerapkan kurikulum dengan pembelajaran trilingual (Indonesia, Inggris, Mandarin) bagi setiap siswanya.
Pembelajaran trilingual ini memainkan peran penting dalam membuka peluang bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kompetensi bahasa, yang nantinya akan membantu membentuk pemikiran global yang inklusif dan adaptif.
Menurut riset yang dilakukan oleh Rosetta Stone, Inc. pada tahun 2020, diperkirakan hanya 13% orang di dunia yang memiliki kompetensi trilingual. Hal ini menunjukkan bahwa keahlian multilingual masih merupakan kompetensi yang jarang ditemui secara global.
Namun, dengan pertumbuhan globalisasi dan meningkatnya keterhubungan antar budaya, penting bagi lembaga pendidikan untuk mengadopsi pendekatan trilingual dalam kurikulum mereka guna mempersiapkan generasi masa depan untuk menjadi pemimpin yang mampu berkontribusi dalam skala global.
Psikolog Anak dan Remaja LivWell Clinic Medan Ita Novita br Purba, M.Psi., Psikolog, menyatakan pentingnya pembentukan pola pikir global pada anak sejak dini.
“Pembentukan pola pikir manusia sejak usia dini selalu dimulai di lingkungan terkecil, yaitu keluarga dan sekolah yang kemudian akan membentuk karakter anak di masyarakat. Peran sekolah sangat penting karena akan membantu dalam pembentukan pola pikir anak. Seperti halnya penerapan kompetensi trilingual serta metode pembelajaran di Sampoerna Academy yang dapat menjadi salah satu senjata awal untuk berinteraksi dan mengenal banyak hal serta membuka pikiran terhadap budaya lain. Tentunya, keterampilan multi-bahasa yang baik akan sangat efektif dalam mengenali dan memahami budaya lain yang mendukung pengembangan pola pikir global pada anak,” jelas Ita.
Editor : Ismail
Artikel Terkait