DELISERDANG, iNewsMedan.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa realisasi dana untuk program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Indonesia masih rendah. Di mana, tahun 2023, realisasi hanya Rp1,5 triliun dari total dana yang disediakan senilai Rp6 triliun.
Maka dari itu, Airlangga Hartarto mendengarkan keluhan para petani di Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), soal kendala yang dihadapi para petani sawit rakyat.
Hal itu diungkapkannya saat menghadiri acara Temu Wicara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto bersama Penerima Bantuan Dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Desa Sialang, Kabupaten Deliserdang, Jumat (26/1/2024).
"Jadi saya datang ke sini untuk menyerahkan secara simbolis penyerahan dana daripada BPDPKS untuk replanting. Besarnya dana dari BPDPKS ini adalah Rp30 juta per hektare. Ini untuk tahun pertama," ujar Airlangga Hartarto.
Turut hadir mendampingi Airlangga Hartarto. Di antaranya, Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F Paulus, Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023, Musa Rajekshah, anggota DPR RI, Meutya Hafid, Ahmad Doli Kurnia Tanjung.
Airlangga Hartarto menyebut, BPDPKS mempunyai target untuk menyalurkan dana kepada 180 ribu hektare lahan pertahun agar direplanting. Adapun dana yang disediakan Rp6 triliun.
"Dan tahun kemarin realisasinya Rp1,5 triliun. Beberapa kendala yang masuk pertama tentu proses status tanah itu menjadi yang utama. Dimana banyak dari pengusaha dan petani status tanahnya clean and clear. Belum ada sertifikat HGU nya dan lainnya," ungkap Airlangga Hartarto.
Airlangga Hartarto menambahkan bahwa pemerintah tengah memperlajari keterlanjuran lahan dari kehutanan. Di mana, keterlanjuran ini agar bisa diselesaikan.
"Targetnya tahun ini bisa selesai sehingga dengan demikian akan semakin banyak lagi masyatakat yang bisa mendapatkan fasilitas replanting. Kedua pemerintah juga menyiapkan melalui kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani. Tadi permintaannya para petani itu per hektare Rp25 juta untuk biaya perawatan, sarana dan prasarana. Dan ini bisa diberikan lewat KUR dengan bunga 6 persen," jelas Airlangga Hartarto.
Di Sumut sendiri, sambung Airlangga Hartarto, bank yang bisa menjembatani KUR. Beberapa di antaranya adalah Bank Sumut dan BRI.
Airlangga Hartarto merinci, Bank Sumut mendapat jatah untuk menyalurkan KUR dana replanting sekitar Rp1,3 triliun lebih dan mulai berjalan tahun ini. Sementara secara nasional, kata Airlangga, anggaran KUR yang disediakan Rp280 triliun.
"Jadi tidak ada lagi alasan replanting ini tidak berjalan. Yang saya tahu selama ini persoalannya di rekomendasi dari dinas dan lainnya. Saya mau tahu lagi dari petani di sini kira-kira masalahnya apa," jelas Airlangga Hartarto.
Ketua Koperasi Mitra Petani Mandiri, Feriadi, menyampaikan kendala para petani adalah status lahan perkebunan yang sebagian masih masuk dalam kawasan hutan. Padahal sudah lebih 30 tahun dikelola masyatakat.
"Saat kita ambil titik koordinat ternyata masuk kawasan hutan. Jadi ini terpaksa kita tinggal. Selanjutnya ada lagi kendalanya di HGU. Lahan petani kondisinya bersebelahan sama HGU punya perkebunan. Itu yang menjadi kendala kami," ucapnyaa di hadapan Airlangga Hartarto.
Lebih lanjut, Ia juga mengaku sebagai salah satu penerima dana program PSR tahun 2021 lalu. Luas lahan yang disetujui 543 hektare.
"Kami terima kasih atas bantuan Menko Perekonomian. Dan kami berharap KUR yang diberikan juga dapat membantu kami," pungkasnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait