MEDAN, iNewsMedan.id - Unjuk rasa ribuan pekerja pelipat kertas surat suara Pemilu 2024 di Gudang KPU Medan pada Jumat petang berujung keributan. Para pekerja yang menuntut upah mereka dihadapi ancaman oleh oknum pengawas KPU Medan.
Pada kejadian yang sama, seribu pekerja pelipat kertas surat suara di Gudang KPU Medan, di Jalan Komodor Laut Yos Sudarso, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, ikut menyuarakan tuntutan upah mereka. Warga yang menuntut hak upahnya terlibat adu mulut dengan petugas kepolisian dari Polsek Medan Labuhan dan Polres Pelabuhan Belawan.
Mereka merasa tidak puas karena upah yang seharusnya dibayarkan sejak Jumat pagi belum juga diberikan hingga petang oleh petugas KPU Medan.
Situasi semakin memanas ketika salah seorang pekerja diamankan keluar dari gudang karena diduga menjadi provokator keributan.
Pekerja pelipat kertas surat suara menyampaikan bahwa mereka telah menunggu sejak pukul 8 pagi sesuai dengan pemberitahuan di depan gerbang gudang.
Namun, hingga petang, tidak ada kejelasan terkait pembayaran upah. Salah satu pekerja juga mengungkapkan bahwa saat mencoba meminta kepastian kepada seorang pengawas KPU, warga diancam oleh anak pengawas gudang KPU tersebut.
Dalam konteks ini, seorang pekerja pelipat kertas surat suara bernama Vira menegaskan bahwa para pekerja telah bekerja sejak 6 Januari hingga 18 Januari lalu dengan upah 350 rupiah per lembar kertas surat suara. Meskipun telah bekerja selama 12 hari, warga hanya menerima upah sebesar 4 juta 200 ribu rupiah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
