MEDAN, iNewsMedan.id - Polda Sumut menyampaikan bahwa dugaan perambahan hutan sebabkan banjir bandang di Desa Simangulampe, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), masih dalam proses penyelidikan.
"Jadi, Polda Sumut dalam hal ini Ditreskrimsus itu sudah bersama-sama dengan stakeholder terkait, ada tim yang melakukan langkah-langkah penyelidikan terkait dengan yang disampaikan oleh Bupati Humbahas," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Selasa (12/12/2023).
Hadi menambahkan, penyidik masih akan menyelidiki sejauh mana perambahan itu terjadi. Maka dari itu, pihaknya akan turun ke lokasi dan memeriksa sejumlah saksi.
"Nanti kita konfirmasi terkait dengan hasilnya bagaimana, apakah ada keterkaitan dengan peristiwa yang terjadi kemarin banjir bandang, atau sebelumnya memang sudah ada perambahan hutan itu. Tim saat ini sedang bekerja," ungkapnya.
Anggota Komisi 3 DPR RI, Mulfachri Harahap, mengatakan dugaan perambahan hutan itu menjadi salah satu poin yang dibahas saat reses ke Polda Sumut. Dia meminta pihak kepolisian menginvestigasi hal tersebut.
"Bencana alam yang di Humbahas kemarin tentu juga menjadi bahan yang kita diskusikan. Sebab itu, kita minta kepada kepolisian agar melakukan investigasi untuk keperluan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di kawasan wilayah Humbahas yang mengakibatkan longsor dan kemudian korban jiwa dengan jumlah yang tidak sedikit," ujar Politikus PAN itu.
Fachri juga menegaskan bahwa keberadaan hutan lindung di sekitar lokasi bencana harusnya tidak akan menyebabkan terjadinya banjir bandang dan longsor. Bahkan, ia menilai banjir bandang itu terjadi karena hutan lindung yang telah rusak.
"Tempat terjadinya tanah longsor itu tidak jauh dari hutan lindung. Seharusnya keadaan yang seperti itu tidak terjadi kalau menang keadaan hutan itu bisa dipertahankan sebagaimana mestinya. Saya kira perambahan hutan sudah tentu ada. Kalau kita lihat beberapa pemberitaan, batu yang besar yang menghantam perkampungan yang ikut hanyut dengan air bah. Tentu itu bisa terjadi kenapa, karena memang alamnya sudah rusak. Alam rusak ini kan tangan manusia," pungkasnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait