Jelang Wisuda, Mahasiswa asal Taput Tewas Diduga Dibunuh di Bali, Ibunda Nangis Depan Kamar Jenazah

Jafar
Jelang wisuda, mahasiswa asal Taput tewas diduga dibunuh di Bali, ibu korban nangis histeris. Foto: Kolase

MEDAN, iNewsMedan.id - Sebulan jelang wisuda, mahasiswa asal Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) ditemukan tewas mengerikan di Bali. Korban bernama  Aldi Sahilatua Nababan (23) diduga dibunuh lantaran luka-luka parah yang dialaminya.

Ibunda korban dan seluruh keluarga menangis histeris. Pasalnya korban yang merupakan mahasiswa di Elisabeth International Bali ini sebentar lagi akan melaksanakan wisuda pada Desember 2023 mendatang.

Namun sebulan jelang wisuda, mahasiswa bernama Aldi itu malah ditemukan tewas mengerikan di kamar kos nya di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kecamatan Kuta Selatan, Bali.

"Semester akhir, Desember (wisuda). Adik saya nggak pernah cerita punya masalah, kami selalu berkomunikasi," ujar kakak korban bernama Monalisa Nababan, Rabu (22/11/2023).

Monalisa Nababan menyebut pihak keluarga mendapat kabar adiknya tewas pada Sabtu (18/11/2023) pukul 09.00 WIB. Saat itu pihak dari Polsek Kuta Selatan menghubungi dirinya. 

"Saya ditelpon polisi dari Kuta Selatan, bahwa adik saya meninggal dunia di kamar kosnya," ujar Monalisa, 

Saat pertama kali ditemukan, kondisi korban banyak luka, mengeluarkan darah dan memar di tubuhnya. Aldi pun diduga menjadi korban pembunuhan.

"Kamarnya bersimbah darah. Alat kelaminnya rusak, semacam ada sobek. Dari situ lah keluar darah. Ada darah di bagian mulut dan hidung juga. Ada memar lengan tangan kanan dan engselnya bergeser. Lantai penuh darah," ujarnya.

"Adik saya penuh dengan darah. Adik saya dianiaya secara sadis. Dugaannya adik saya dibunuh secara sadis," tegasnya.

Ibu Korban Nangis Histeris

Mengetahui putranya tewas tragis, ibu korban pun menangis histeris di depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Ia terus menerus menyebut nama Tuhan.

Ibu korban juga mendesak Presiden Jokowi dan kepolisian untuk segera menangkap pembunuh anaknya.

Tangisan histeris ibu korban itu terlihat saat jenazah Aldi Sahilatua Nababan akan diautopsi. Namun pihak keluarga dan ibu korban disebut tidak diperbolehkan untuk melihat jenazah.

Maka dari itu, ibu korban pun berteriak sambil menangis histeris mencurigai adanya kejanggalan yang coba disembunyikan.

"Kenapa tidak diperbolehkan saksi dari kami? Kenapa kami tidak boleh menyaksikan anak kami? Oh Tuhan, tolong kami Tuhan Yesus," ucap ibu korban seperti dikutip dari video yang beredar. 

Ketika akan meminta proses autopsi di Medan, pihak keluarga merasa dipersulit. Hal itu diungkap juga oleh kakak korban, Monalisa.

"Kami merasa dipersulit dengan pernyataan-pernyataan mereka (polisi). Makanya, kami putuskan mayat dikirim dari Bali ke Medan pada Minggu siang.  Jenazah baru tiba di Medan, Senin subuh. Sampai di Medan, baru kami minta diautopsi," ujar Monalisa, kaka korban.

Tak hanya itu, pihak keluarga dan ibu korban pun dilarang untuk melihat jenazah Aldi.

"Kami pihak keluarga sudah memberi opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga tapi tidak diterima oleh DOKTER FORENSIK DESI dah bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga. Kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai diautopsi," lanjutnya.

 

Editor : Hikmatul Uyun

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network