MEDAN, iNewsMedan.id - Dalam rangka menyambut Hari Diabetes Sedunia pada 14 November mendatang, Tropicana Slim berkolaborasi dengan RSCM-FKUI (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo–Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) dan Komunitas Sobat Diabet kembali menyelenggarakan kampanye #Hands4Diabetes2023 dengan misi mengajak masyarakat Indonesia agar lebih peduli untuk mencegah dan melawan diabetes.
Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Education to Protect Tomorrow”, di mana Tropicana Slim ingin mengedukasi masyarakat, baik bagi diabetesi agar lebih berdaya dan mandiri, bagi keluarga diabetesi untuk bisa terus memberikan dukungan positif, maupun edukasi bagi masyarakat umum agar terus aktif melakukan pencegahan dan penanganan diabetes.
Program #Hands4Diabetes2023 meliputi kegiatan edukasi interaktif dari para ahli terkait pencegahan dan kontrol gula darah melalui gaya hidup sehat, senam bersama, dan pengecekan gula darah yang difasilitasi oleh Accu-Chek, serentak di 37 kota dengan melibatkan lebih dari 48.000 peserta se-Indonesia.
Area Marketing Executive, Muthia Resa mengatakan, Acara ini dilaksanakan di Lapangan Gedung Keuangan Negara, Kota Medan, dan didukung oleh puluhan partner yaitu antara lain, Wardah, Kahf, Leminerale, Keen&Co., Topremit, Tupperware, Enervon Active, Angliss Bakery, RS. Bunda Thamrin, RS. Siloam, Hock, Arashi, MS.Glow yang berkolaborasi meramaikan World Diabetes Day 2023.
Selain itu, pelaksanaan #Hands4Diabetes2023 di Kota Medan juga dimeriahkan oleh 1000 peserta dari puluhan komunitas Kesehatan yang telah mendukung dalam hal keseluruhan atas acara World Diabetes Day 2023. Kolaborasi dari berbagai pihak ini tentunya menunjukkan komitmen kita bersama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, bebas diabetes!
Tidak hanya itu, Tropicana Slim juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menunjukkan solidaritas kepada diabetesi dengan mengunggah foto smiling hand di Instagram & TikTok dengan hashtag #Hands4Diabetes2023 sebagai dukungan terhadap para diabetesi di Indonesia.
Setiap post yang diunggah di media sosial akan dikonversi oleh Tropicana Slim menjadi donasi untuk diabetesi Indonesia melalui Komunitas Sobat Diabet dalam berbagai program dan inisiatif Sobat Diabet yang mendukung usaha pencegahan dan penanganan diabetes di Indonesia.
dr. Farid Kurniawan, SpPD, PhD dari Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM-FKUI mengatakan, diperkirakan saat ini di seluruh dunia, lebih dari 500 juta orang berusia 20-79 tahun menderita diabetes. Angka ini diprediksi akan terus naik hingga mencapai hampir 650 juta di tahun 2030.
"Indonesia sendiri menempati peringkat keempat jumlah penyandang diabetes terbanyak di dunia. Ironisnya, sebagian besar penyandang diabetes tersebut tidak terdiagnosis, 3 dari 4 diabetesi tidak menyadari kalau dirinya mengidap diabetes," ungkapnya.
Bahkan, sambungnya, Indonesia masuk dalam peringkat ketiga terbanyak untuk jumlah penderita diabetes yang tidak terdiagnosis.
Di mana, sekitar 90% kasus diabetes merupakan kasus diabetes tipe 2 yang banyak disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, baik karena kurangnya aktivitas fisik atau pola makan tidak sehat, seperti mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang tinggi kalori dengan jumlah yang tidak dikontrol.
“Makanan yang tinggi gula dan lemak cenderung tinggi kalori sehingga penting dibatasi sebagai bagian dari pola makan sehat untuk menjaga berat badan dan menekan risiko berbagai penyakit kronis. Lemak memiliki kalori yang dua kali lebih banyak dibandingkan protein dan karbohidrat sehingga konsumsi lemak yang tidak dibatasi dengan baik rentan menyebabkan asupan kalori berlebih dan penambahan berat badan. Mengonsumsi minuman tinggi gula sebanyak 1-2 saji per hari ternyata berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes hingga 26%," sebutnya.
"Selain itu, bagi orang Indonesia, gorengan menjadi makanan yang wajib selalu ada di atas meja makan, padahal konsumsi gorengan yang tinggi lemak tersebut mampu meningkatkan risiko diabetes. Mereka yang mengonsumsi gorengan ≥7 kali per minggu memiliki risiko diabetes hingga 55% lebih tinggi daripada mereka yang mengonsumsi gorengan <1 kali per minggu," tambahnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait