MEDAN, iNewsMedan.id- Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menghadiri kegiatan Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara di GOR Sumatera Utara pada Kamis (19/10). Dalam acara tersebut, Wapres mengajak masyarakat untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia, terutama dalam menghadapi pemilu yang akan datang.
Ma'ruf Amin memperingatkan bahwa potensi perpecahan, keterbelahan, dan kebencian sangat besar, sehingga merawat keutuhan bangsa harus didengungkan tanpa henti.
"Kita harus mengingatkan bangsa ini, bahwa kita ini, bangsa yang majemuk. Tapi kita punya kesepakatan bersama untuk menjaga keutuhan bangsa," kata Ma'ruf Amin didampingi Pj Gubsu Hasanuddin dan Ketua Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Arif Rahmansyah Marbun.
Ma'ruf Amin juga menyerukan para kontestan untuk membuat pakta integritas, memastikan bahwa tidak ada ucapan, tindakan, dan narasi yang berpotensi menimbulkan kebencian.
" Para pendukung pun diminta untuk tidak menghina kandidat lain. Pimpinan partai politik harus memastikan bahwa pemilu dilaksanakan secara bersih dan jujur, penyelenggara pemilu harus adil, ASN harus bersikap netral, dan pihak keamanan harus netral dan tidak berpihak pada salah satu kontestan," pesan Wapres.
Ma'ruf Amin juga menyoroti politik identitas yang berpotensi menjadi isu kampanye. Dia berharap agar politik identitas tidak menjadi permasalahan dalam pemilu yang akan datang.
Ketua Umum DPP JBMI Arif Rahmansyah Marbun mengatakan Indonesia adalah bangsa besar yang berdiri di atas keberagaman, agama, suku, dan budaya. Keragaman ini adalah sebuah berkah dari Tuhan, namun bisa juga jadi masalah kalau anak bangsa tidak bisa merawatnya.
"Ikrar Merajut Keberagaman yang digelar JBMI hari ini, merupakan salah satu ikhtiar untuk merawat keragaman dan menjaga nilai-nilai luhur," ucap Arif.
Arif berharap, perbedaan termasuk terkait pilihan politik, tidak membuat anak bangsa menjadi terpecah belah dalam kehidupan sehari-hari.
"Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan nafas yang menjadi komitmen kita semua untuk maju bersama. Diperkuat falsafah Batak dalihan na tolu, warisan berharga yang menjadi modal masyarakat Sumatera Utara dalam menjaga toleransi terhadap perbedaan," kata Arif.
"Perbedaan, apalagi terkait pilihan politik, itu biasa. Perbedaan harus kita jadikan kekayaan, bukan malah justru jadi perdebatan," tambahnya.
Arif berharap Ikrar Merajut Keberagaman bisa mempererat kohesi sosial antar umat beragama, menggali nilai-nilai Pancasila di berbagai kelompok masyarakat berbasis etnis, budaya, maupun agama. Mempromosikan dan menyegarkan kembali nilai-nilai Islam, nilai luhur, identitas bangsa dengan berbagai keberagamannya sebagai modal kemajuan bangsa.
"Dari semangat kegiatan ini, kami juga berharap bisa melestarikan budaya diskusi, guyub, dan gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Yang paling penting, ke depan, kita semua ingin Indonesia terus menjadi bangsa kuat," kata dia.
Acara ini diisi dengan pembacaan ikrar merajut keberagaman yang dibacakan masyarakat lintas agama, suku dan budaya.
Adapun naskah yang dibacakan dalam “Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara dari Sumatera Utara” menekankan pada poin-poin sebagai berikut: 1) Memegang teguh prinsip-prinsip kebhinnekaan dan memperkuat sikap toleransi sesama anak bangsa Indonesia; 2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan cinta tanah air; 3) Membangun rasa persaudaraan yang tulus, saling mengasihi dan menyayangi sesama anak bangsa lintas agama, suku dan budaya.
4) Ikut serta menciptakan rasa damai, sejuk dan bebas konflik antarumat beragama, suku, dan budaya; 5) Mendukung penuh pemerintah untuk melindungi hak warga negara dalam menjaga harmonisasi antarumat beragama dalam bingkai konstitusional.
Editor : Ismail
Artikel Terkait