Kemunculan Duo Kribo ini berawal dari kejenuhan dan pasang surut panggung rock di Indonesia. Grup-grup hebat seperti AKA, Rollies, Giant Step, SAS, Super Kid mengalami penurunan permintaan. Namun, Ucok Harahap dan Ahmad Albar tidak patah semangat dan akhirnya membentuk duet yang mengubah segalanya.
Kolaborasi ini menarik perhatian para penggemar keduanya serta para pecinta musik rock tanah air yang tertarik pada persaingan antara para Rockstar. Namun bagi para produser, mereka tidak melihat dari sisi persaingan tersebut, tetapi lebih fokus pada persamaan fisik mereka, yaitu sama-sama memiliki rambut kribo yang pada waktu itu menjadi tren di kalangan para pemuda.
"Ide terbentuknya Duo Kribo datang dari Ucok, dia rajin mendekati produser dan bos Irama Tara, Nyoo Beng Seng, dan akhirnya setuju," ujar Ahmad Albar dalam wawancara di Channel YouTube Denny MR yang berjudul The Journey of Ahmad Albar.
Duet ini terbukti sukses, terutama karena album-album mereka meledak di pasaran dan berhasil terjual sebanyak 100.000 kaset. Angka tersebut sangat fenomenal untuk ukuran musik rock pada era 1970-an, di mana pasar musik rock saat itu masih relatif kecil. Iyek, seorang anggota tim produksi, mengungkapkan bahwa harmonisasi musik dalam album-album Duo Kribo ditangani oleh gitaris God Bless, Ian Antono, yang dibayar Rp300 ribu untuk satu album.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait