Lebih lanjut, karena The FED sendiri masih belum bisa memastikan di level berapa nantinya suku bunga acuan Bank Sentral AS akan berakhir dan sebelum target inflasi AS tercapai, maka emas akan selalu dibayangi tekanan dari mata uang US Dolar.
"Meski demikian saya menilai bahwa sinyal dihentikannya kenaikan suku bunga acuan The FED akan tetap terlihat lebih cepat dibandingkan dengan realisasi kebijakan menghentikan bunga acuan atau bahkan menurunkannya nanti," sebut Gunawan.
Jadi dalam jangka pendek, setidaknya dalam kurun waktu setahun kedpean, emas sangat berpeluang untuk bergerak dalam rentang $1.850 hingga $2.030 per ons troy nya. Akan tetapi, jika situasi ekonomi sesuai dengan prediksi, dan inflasi di AS memang bergerak seperti yang diharapkan. Maka pada dasarnya sinyalemen penghentian akan terihat paling cepat di akhir tahun ini, atau bahkan sinyal penurunan bunga acuan akan terlihat di tahun 2024 akhir nantinya.
Pada dasarnya emas memiliki prosfek pemulihan dalam jangka panjang. Di tahun depan saya menilai harga emas berpeluang untuk kembali menguji level 2.000 per ons troy. Bahkan, jika suku bunga acuan diturunkan, inflasi relatif terjaga, serta situasi geopolitik mendukung. Emas berpeluang untuk naik di level $3.000 per ons troy, atau mungkin menyentuh 1.5 juta per gram di tahun 2024 mendatang," pungkasnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait