"Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan seksual juga masih rendah. Selain itu kejadian kehamilan pada usia remaja juga masih tinggi," ungkapnya.
Melihat kenyataan ini, kata Roosleyn, maka selain pada kelompok remaja, pemberian pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual perlu diberikan kepada usia dewasa muda (catin) yang akan memasuki gerbang pernikahan melalui Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan reproduksi dan seksual.
"Melalui program Genit Manis, Puskesmas Padang Bulan memberikan KIE kepada para catin. Dengan demikian para catin dapat mempersiapkan diri menjalani kehidupan berkeluarga, termasuk merencanakan kehamilan yang sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas," terangnya.
Roosleyn memaparkan, menjalankan peran sebagai pasangan suami istri, seorang suami dan istri haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat, jelasnya, kesehatan reproduksinya harus berada pada kondisi yang baik.
"Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi fisik, mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya, termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut," ujarnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait