Kekuatan kesehatan keuangan perusahaan juga tergambar dari angka Risk Based Capital (RBC) perusahaan yang jauh di atas batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada tahun 2022, AXA Mandiri mencatat RBC sebesar 478% atau hampir empat kali lipat dari batas minimum yang ditetapkan oleh OJK yaitu 120%.
Total aset perusahaan di tahun 2022 tercatat sebesar Rp 40,15 triliun dengan ekuitas yang naik sebesar 7% dari Rp 3,02 triliun menjadi Rp 3,24 triliun.
Selain itu, turut memberikan kontribusi terhadap kinerja 2022 adalah produk asuransi syariah. Produk-produk syariah mendukung kenaikan penjualan di jalur distribusi syariah dari Rp 77 miliar menjadi Rp 95 miliar pada tahun ini atau naik 23% dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal tersebut diikuti pula oleh produk kesehatan yang di 2022 memberikan kontribusi Rp 586.5 miliar. Atas pencapaian tersebut, Handojo menyebutkan bahwa produk syariah dan kesehatan kedepannya dapat menjadi new engine bagi pertumbuhan bisnis AXA Mandiri.
Selain meningkatkan keunggulan dalam rangkaian produk, AXA Mandiri juga mendukung pertumbuhan bisnisnya dengan senantiasa menerapkan teknologi terbaru dalam setiap proses operasionalnya, baik di sisi back office maupun dalam berinteraksi dengan nasabah. Salah satu hasil dari transformasi digital yang diterapkan perusahaan adalah Emma, sebuah layanan asuransi dan kesehatan digital menyeluruh yang dapat diakses melalui satu pintu.
Dengan Emma, nasabah bisa mengelola polis asuransi yang dimilikinya kapan saja dan dimana saja, melakukan live chat dengan staf customer service, serta menikmati berbagai fitur layanan kesehatan digital.
Editor : Ismail
Artikel Terkait