MEDAN, iNewsMedan.id - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 lalu diikuti oleh empat pasangan calon dan dua kali putaran. Sementara Pilpres 2009 diikuti tiga paslon dan satu putaran.
Pilpres tetap menjadi pesta demokrasi yang menggembirakan. Kita tidak mendapati penggunaan politik identitas, sentimen primordial, maupun eksploitasi SARA.
Pilpres 2014 dan 2019 diikuti oleh dua paslon dengan capres yang sama. Jokowi menang dua kali dan menjadi presiden. Kedua Pilpres berujung gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Saat itu terjadi pembelahan rakyat dalam waktu yang lama. Penggunaan politik identitas, sentimen primordial, dan eksploitasi SARA menjadi fakta sejarah," ujar Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas) Sutrisno Pangaribuan dalam pesannya, Rabu 3 Mei 2023
Sementara menjelang Pilpres 2024, publik setidaknya telah mengetahui dan merasakan bakal ada tiga bakal capres yang sudah diumumkan. Anies Baswedan (Nasdem, PKS, Demokrat); Prabowo Subianto (Gerindra,PKB); Ganjar Pranowo (PDIP, PPP).
Sementara itu, masih berpeluang untuk Capres Airlangga Hartarto (Golkar, PAN, dan Parpol non parlemen Perindo, PBB, atau PSI).
Pilpres sejatinya pertarungan ide, gagasan, program untuk rakyat. Maka para kandidat seharusnya menjelaskan konsep- konsep pembangunan maupun pembaharuan bangsa.
"Pilpres harus membatasi bahkan tidak membiarkan ada Paslon yang menggunakan politik identitas, sentimen primordial, dan eksploitasi SARA. Jika ada Paslon yang menggunakannya, harus didiskualifikasi," beber dia.
Sutrisno menambahkan, Pilpres 2024 juga harus tegas melakukan pembatasan, pelarangan terhadap pemberian hadiah atau janji paslon kepada pemilih. Hadiah dan janji dalam bentuk uang, sembako maupun bentuk lain harus dilarang. Paslon yang melakukannya harus didiskualifikasi, dan diproses secara hukum.
Pilpres 2024 merupakan yang kelima sejak tumbangnya orde baru. Maka sudah saatnya kita naik kelas, berubah seperti bayi dari makanan susu dan madu menjadi makanan keras. Pilpres sejatinya sebagai sarana mencari dan menemukan pemimpin terbaik, yang mampu menjawab tantangan masa depan.
Kongres Rakyat Nasional (Kornas) sebagai rekan juang politik Ganjar Pranowo, akan terus menyuarakan bahwa Pemilu ( Pileg, Pilpres, Pilkada ) adalah pesta demokrasi.
Maka sejatinya Pemilu harus menggembirakan, dan menghadirkan sukacita bagi sesama anak bangsa. Kornas akan terus mengobarkan semangat kebangsaan dan kebersamaan.
Kornas akan konsisten menawarkan jalan perubahan melalui Pilpres 2024 melalui perubahan perilaku kontestan dan konstituen. Kontestan, yakni Paslon Ganjar akan kita ingatkan dan awasi agar tidak memberi hadiah atau janji berupa uang, sembako, dan bentuk lain. Tidak akan menggunakan politik identitas, sentimen primordial dan eksploitasi SARA.
Konstituen, rakyat kita dorong untuk proaktif melakukan pengawasan terhadap setiap perilaku kontestan. Jika ada perilaku kontestan yang melakukan pelanggaran berupa pemberian hadiah atau janji, berupa uang, sembako, dan bentuk lain. Menggunakan politik identitas, sentimen primordial, maupun eksploitasi SARA.
"Maka Kornas akan fasilitasi pelaporan dan penyelesainnya. Dengan komitmen yang tinggi dari kontestan dan konstituen, maka Pemilu 2024 akan menjadi pesta demokrasi yang berkualitas," pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait