MEDAN, iNewsMedan.id - Bulan Ramadan selalu menjadi bulan penuh keberkahan bagi seluruh umat muslim. Hal ini jugalah yang dilakukan Pengurus Masjid Raya Al Mashun Medan selama bulan suci dengan berbagi keberkahan dengan membagikan makanan.
Hampir setiap tahun, pengurus masjid memasak bubur sop yang konon makanan ini menjadi menu favorit bagi Sultan Deli di zamannya. Bahkan, hingga kini tradisi itu pun masih terus dilanjutkan oleh pengurus masjid.
Bubur sop dengan kualitas citarasa yang masih tetap terjaga serta keunikannya. Namun, bubur sop atau bubur pedas ini tidak sembarangan dimasak, sebab dibuat khusus di Masjid Raya Al-Mashun.
Setiap bulan Ramadan, dipelataran Masjid Raya menyediakan bubur sup bagi jemaah. Namun, sejak tiga tahun lalu dan pandemi Covid-19, Masjid Raya Al Mashun tidak menyediakan momen spesial tersebut. Baru di tahun inilah kembali menyediakan bubur sup yang kerap dinanti para jemaah.
Salah satu pengurus Masjid Raya Al Mashun, Hamdan menjelaskan, kembali hadirnya bubur sup ini dikarenakan dari kerinduan masyarakat dengan citarasa yang sama untuk kuliner khas suku Melayu di Medan.
“Bubus sop adalah bubur ciri khas Masjid Raya, dan kita setiap tahun masak bubur ini dan dibagikan kepada warga,” katanya di Medan, Jumat (24/3/2023).
Hamdan menuturkan, untuk tahun ini, ada sebanyak 1.000 porsi bubur pedas yang disiapkan Masjid Raya Al Mashun yang dibagi menjadi dua kategori.
Untuk kategori pertama adalah bubur yang dibagikan untuk dibawa pulang oleh jemaah dan kategori kedua disiapkan bagi jemaah yang makan langsung di area yang telah disiapkan di Masjid Raya Al-Mashun.
Adapun resep bubur pedas ini tak mengubah citarasa yang disajikan, seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan yang memasak termasuk orang khusus yang diwariskan secara turun-menurun.
Bubur sup yang dimasak ini menghabiskan 10 kilogram daging sapi tanpa tulang, beras 30 kilogram, dan sayur mayur seperti kentang bisa mencapai 15 kilogram.
Tak hanya bubur sup saja yang disajikan, namun ada tambahan lainnya. Meskipun demikian dirinya mengatakan bahwa sebenarnya bubur sup yang disajikan sudah enak dan siap disantap.
"Kalau resepnya itu memang sudah ada pembuatnya. Itu yang terus-menerus diwariskan begitu. Di samping ada bubur, ada untuk campuran makannya,” pungkas Hamdan.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait