MEDAN, iNewsMedan.id - Menjelang tutup bulan Januari 2023, atau sepekan terakhir penutupan awal tahun, masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) dikejutkan dengan lonjakan sejumlah kebutuhan hidup yang memberikan dorongan besar pada kenaikan laju inflasi. Dua komoditas yang paling besar memberikan andil inflasi adalah harga rokok dan beras.
Meski demikian, perhitungan bisa saja berbeda dengan yang dirilis lembaga resmi nantinya. Untuk harga rokok misalnya, sejumlah pedagang masih ada yang mempertahankan harga jual rokoknya, meskipun keuntungan kian tergerus atau menipis. Tetapi sejumlah pedagang lainnya justru berani menaikkan harga rokok perbungkus sekitar 10 persen.
"Untuk harga beras juga demikian, naik di pekan terakhir jelang tutup bulan. Dimana variasi harga di lapangan juga terlalu banyak. Meskipun secara keseluruhan dalam tren naik selama Januari, namun saya menilai beras dan rokok akan menjadi penyumbang inflasi di bulan Januari ini dan kemungkinan adanya kenaikan harga pada bulan Februari cukup berpeluang," kata Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (1/1/2023).
Gunawan menjelaskan, karena masih ada pedagang yang berencana akan menyesuaikan harga rokok di bulan Februari, sedangkan untuk beras, dimana intervensi harga oleh BULOG dilakukan secara estafet. Maka variasi harga beras juga belum merata, dan menyisahkan potensi naik harga di beberapa pedagang pada Februari ini.
Untuk komoditas lainnya yang mengalami kenaikan adalah minyak goreng yang naik sekitar Rp10.000 per kilogram menjadi Rp15.000 per kilogram, cabai rawit naik sekitar Rp4.000 per kilogram di Januari, bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan. Untuk daging ayam harganya relatif stabil dengan kecenderungan turun. Sementara harga telur ayam dan cabai merah relatif stabil dengan rata rata kecenderungan naik.
"Secara keseluruhan Sumut masih akan dibayangi dengan laju tekanan inflasi, sekalipun pada Desember 2022 lalu Sumut dikejutkan dengan realisasi inflasi yang mencapai 1.5 persen secara bulanan. Saya berharap laju tekanan inflasi di Sumut pada Januari ini bisa di bawah 0.3 persen secara bulanan. Meskipun peluang di bawah 0.2 persen sangat terbuka, jika melihat potensi perbedaan pencatatan harga yang cukup besar pada beberapa komoditas seperti rokok, beras, dan cabai merah," jelasnya.
Menurutnya, kenaikan laju tekanan infasi ini tentunya menjadi awal yang buruk di tahun 2023 ini. Sebab, inflasi Januari terjadi disaat kita mengharapkan adanya deflasi setelah inflasi tinggi di akhir tahun 2022. Dengan menyisahkan beberapa masalah seperti kenaikan biaya input produksi pertanian, potensi cuaca kering, geopolitik yang kian memanas, hingga potensi kenaikan harga energy. Maka secara keseluruhan tugas pengendalian inflasi masih memiliki banyak tantangan.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait