Mengintip Supermarket Pertama di Medan, Hanya Bisa Dikunjungi Kalangan Tertentu pada Masa Penjajahan
MEDAN, iNewsMedan.id - Keberadaan supermarket, minimarket, dan hypermarket atau disebut mal kian menjamur di Indonesia. Termasuk di Kota Medan, Sumatera Utara.
Namun tahukah Anda supermarket pada masa penjajahan kolonial Belanda ternyata sudah ada di Kota Medan. Namun bentuknya tak semewah saat ini.
Supermarket ini hanya dapat dikunjungi kalangan tertentu saja, seperti keturunan Eropa, Tionghoa, dan kaum borjuis alias yang banyak uang.
Nah, gedung supermarket pertama yang ada di Kota Medan ini bernama Medan Warenhuis. Letaknya berada di kawasan Kesawan, tepatnya di Jalan Ahmad Yani VII-Hindu. Bangunan berlantai dua itu mulai dibangun pada 1916 dengan arsitek berkebangsaan Jerman, G Bos.
Namun tidak diketahui pasti siapa pemilik supermarket yang dulu saban hari ramai dikunjungi masyarakat keturunan Eropa, Tionghoa, dan kaum borjuis. Bangunan bergaya Eropa itu mulai dibangun 1916 dan diresmikan 1919 oleh Daniel Baron Mackay selaku Wali Kota Medan pertama.
Sekretaris Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (PUSSIS) Unimed, Erond Damanik, dalam sebuah kesempatan menjelaskan, bangunan berukuran sekitar 15 x 30 meter itu memiliki bungker sebagai area menyimpan barang dagangan atau gudang sebelum disajikan kepada pembeli. Supermarket ini menjual berbagai jenis barang, mulai makanan, pakaian, hingga produk elektronik.
Nah, keberadaan supermarket itu mulai digerus setelah Jepang pada 1942.Namun meski begitu ini menandakan bahwa hal ini menjadi saksi Kota Medan mulai ada sistem perdagangan yang maju sejak lama.
“Keberadaan supermarket ini hanya bertahan sekitar 23 tahun. Karena sekitar 1942 pemilik supermarket kembali ke Belanda lantaran kondisi Medan yang sudah mulai tidak kondusif, dijajah Jepang,” kata Erond.
Setelah dilepas pemilik supermarket, keberadaan bangunan masih tetap kokoh. Bahkan bangunan tersebut sempat dijadikan salah satu kantor oleh pemerintah, yakni sebagai Kantor Departemen Tenaga Kerja. Angka tahun pendirian bangunan ini tertulis pada bagian tembok bangunan. Arsitek bangunan ini bernama G Bos yang juga tertulis di dinding tembok.
Saat ini, keberadaan bangunan tersebut mulai terlantar dan terlihat kupak-kapik . Kondisinya semakin memprihatinkan sejak bangunan tersebut terbakar pada 2013 lalu. Jika dirawat tentu bangunan tersebut memiliki histori yang tinggi.
Apalagi itu bangunan supermarket pertama. Kami menyayangkan bangunan tersebut sampai saat ini kurang jelas pemiliknya dan kurang terawat. Menurut Erond, pusat perbelanjaan, seperti plaza, mal, hypermarket, baru berkembang di Kota Medan pada 1980-an.
Medan Plaza, Thamrin Plaza, Istana Plaza, dan Deli Plaza, misalnya, baru ada di era 1980-an. Tapi, sebelum supermarket modern tersebut berdiri, sudah ada sejumlah pasar tradisional di Kota Medan. Yang membedakannya dengan pasar modern adalah, di pasar tradisional pelayanan biasanya dilakukan dengan swalayan (self services ).
Selain Medan Warenhuis, di kawasan Kesawan sebenarnya sudah memiliki sebuah pusat perbelanjaan tapi dalam bentuk yang lebih kecil. Dikutip dari tembakaudeli. blogspot.com, pusat perbelanjaan itu bernama Seng Hap, yang dibangun oleh Tan Tang Ho.
Seng Hap didirikan pada 1881 yang ciri bangunannya seperti pilar-pilar zaman Romawi yang masih eksis di daerah Kesawan. Pada masanya, pusat perbelanjaan ini sangat terkenal di Pantai Timur Sumatera. Tan Tang Ho disebutkan meninggal dunia pada 1918 dan dilanjutkan oleh anak lelakinya bernama Tan Boen An (1890-1946) sebagai pengelola.
Tan Boen An juga sempat aktif dalam bidang politik pada 1918 setelah pengunduran diri Tjong A Fie. Dia terpilih sebagai anggota Dewan Kota yang mewakili masyarakat Tionghoa. Tapi bangunan Seng Hap kini sudah tak terlihat lagi wujudnya.
Supermarket Pertama di Medan 1919 Bernama Warenhuis Bukti Adanya Perdagangan Maju
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul Supermarket Pertama di Medan 1919 Bernama Warenhuis Bukti Adanya Perdagangan Maju
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait