Tak hanya itu, sejumah data seperti indeks non manufaktur AS ditambah dengan penyerapan data ketenagakerjaan diluar sektor pertanian yang memburuk juga bisa membuat tekanan di pasar keuangan berlanjut. Sejauh ini pasar saham di AS tertolong dengan rilis data emiten yang membaik ditambah dengan pecahnya sikap The FED terkait kenaikan suku bunga ke depan.
"Untuk semua data yang memburuk itu bisa saja menjadi kabar baik bagi pasar keuangan kita. Karena memburuknya data eksternal tersebut bisa membuat pengambil kebijakan rehat dalam skema kebijakan hawkish sebelumnya. Tetapi hal tersebut masih ekspektasi dan perlu diikuti dengan pernyataan yang mendukung dari pembuat kebijakan," jelasnya.
Sejauh ini USD Index masih bertahan dikisaran level 110, yang berarti rupiah akan tetap berupaya untuk menguat dikisaran 15.500 per US Dolar, dan level terlemahnya masih di 15.600 per US Dolar. Selanjutya kinerja IHSG berpeluang kembali turun di bawah level psikologis 7.000. Pelaku pasar perlu bersiap manakala terjadi tekanan hebat, jika semua data yang direalisasikan memburuk ditambah dengan testimoni atau ekspektasi yang justru mengarah kepada kebijakan suku bunga ketat kedepan.
"Pasar keuangan berpeluang bergerak volatile, dan fluktuasinya bisa sangat lebar. Sementara itu, harga emas berpeluang bergerak dalam rentang $1.600 hingga $1.670 per ons troynya. Pergerakan pasar keuangan dan harga emas belum sepenuhnya ditopang oleh fundamental ekonomi yang solid, semuanya masih terlihat rapuh," pungkasnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait