MEDAN, iNewsMedan.id - Pasokan cabai saat ini mulai berlimpah dan datang dari sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut) maupun di luar Sumut, seperti dari Aceh dan Pulau Jawa. Dari sejumlah titik produksi cabai akan memasuki musim panen awal saat ini maupun awal Oktober 2022 mendatang.
Salah satu pedagang di Pasar Halat Medan, Emy mengatakan, harga cabai pada September ini terus mengalami penurunan khususnya cabai merah. Kini harganya merosot hingga Rp32.000 per kilogram.
"Harga yang terus menurun itu disebabkan pasokan barang yang melimpah sehingga bisa memenuhi permintaan dari konsumen. Untuk pasokan barang, setiap hari kami menyediakan dari 50 hingga 100 kilogram," katanya di Medan, Rabu (28/9/2022).
Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menuturkan, pihaknya telah melakukan observasi di lapangan dan sejumlah responden (pedagang besar) menunjukkan data yang mengkuatirkan, yakni peningkatan stok cabai merah sekitar 30 persen dibandingkan dengan stok sebelumnya saat harga masih berada di atas Rp70.000 an per kilogram.
Untuk harga di tingkat petani saja sudah mencapai Rp22.000 per kilogram, sementara di tingkat pengecer Rp30.000 per kilogram. Bahkan, yang lebih mengkuatirkan lagi, titik puncak panen raya cabai belum terjadi saat ini dan diperkirakan akan terjadi pada Oktober mendatang.
"Ada sekitar 60 persen wilayah yang berpotensi menyumbang penambahan jumlah pasokan cabai. Sementara 40 persennya sudah memasuki musim panen di bulan September ini. Sayangnya dari pulau Jawa, pasokan cabai yang masuk ke pasar induk Tuntungan itu masih konsisten tinggi dikisaran 12 hingga 15 ton per hari. Data itu hanya mengambil sampel di Tuntungan, belum termasuk di sejumlah pasar lain di Kota Medan," ujar Gunawan.
Diakui Gunawan, pada titik puncak panen raya diperkirakan baru akan terjadi di bulan Oktober nanti. Untuk harga cabai merah relatif terjangkau (dibawah 40 ribuan) hingga bulan November mendatang. Setidaknya cabai tidak akan menjadi penyumbang inflasi besar di akhir tahun ini. Meski demikian, kita perlu memikirkan nasib petani kita yang terbebani oleh tingginya harga pupuk, pestisida, biaya panen dan penambahan pengeluaran karena inflasi.
Menurutnya, campur tangan pemerintah provinsi dan dinas terkait sangat dibutuhkan, agar siklus tanam ke panen ini bisa berlangsung lebih lama, sehingga harga cabai tidak berfluktuasi tajam dengan rentang waktu yang singkat. Bantuan untuk menekan biaya input produksi, Bandos dan sejumlah skema lain seperti intervensi atau operasi pasar juga dibutuhkan.
"Adapun bentuk upaya lain seperti dukungan untuk menjual cabai merah ke luar wilayah Sumut yang bisa dilakukan dengan subsidi biaya transportasi. Tentunya beberapa skema kebijakan pun bisa diambil. Selama observasi dilakukan, opsi kebijakan yang diambil Pemerintah Daerah di Sumut pernah saya temui dilapangan. Kita harapkan pemerintah tetap bisa melakukan hal serupa untuk melindungi petani kita," pungkas Gunawan.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait