Proses perekrutan
Sebelum mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps, prajurit harus melewati pelatihan khusus.
1. Tahap Basis
Tahap pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar, seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.
2. Tahap hutan gunung
Tahap ini diadakan di Citatah, Bandung, Jawa Barat. Calon prajurit komando dilatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival (bertahan hidup) di tengah hutan. Pada pelatihan survival, calon prajurit komando harus bisa hidup di hutan.
Selanjutnya melakukan long march dari Situ Lembang-Bandung ke Cilacap membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.
3. Tahap rawa laut
Calon prajurit komando berinfiltrasi melalui rawa laut. Pelatihan meliputi navigasi laut, survival laut, pelolosan, renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet. Calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
Persyaratan berat untuk menjadi prajurit Kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan. Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando, yaitu 61 dan harus mengikuti tes prajurit komando dengan nilai minimal 70. Termasuk, kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2.000 meter. Seleksi sebagai anggota Kopassus dilakukan selama tujuh bulan.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait