MEDAN, iNewsMedan.id - Gempa bumi tektonik dengan magnitudo M4,9 mengguncang wilayah Pantai Barat Daya Aceh Singkil, Aceh, Jumat (2/9/2022). Gempa tersebut dirasakan hingga daerah Brastagi, Karo.
Plt. Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan bahwa gempa bumi itu terjadi pukul 10.34 WIB wilayah Pantai Barat Daya Aceh Singkil, Aceh. Di mana, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,9.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,20° LU ; 97,82° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 3 Km arah Barat Daya Singkil Utara, Aceh Singkil, Aceh pada kedalaman 52 km," kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima iNewsMedan.id, Jumat (2/9/2022) sore.
Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelasnya.
Daryono mengungkapkan bahwa gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Singkil dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah),
"Daerah Brastagi dan Humbang Hasundutan dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), dan daerah Pulau Banyak dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)," ungkapnya.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi Tsunami," tegas Daryono.
Hingga pukul 11.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," imbau Daryono.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait